Laporan Wartawan WARTA KOTA, Ahmad Sabran
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terminal Rawamangun, Jakarta Timur yang baru selesai direvitalisasi dengan arsitektur colonial diujicoba, Senin (2/3). Dalam ujicoba tersebut bus besar yakni Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dicoba masuk. Namun pada ramp naik di jalur 1, bus kesulitan masuk.
Pengamatan Warta Kota lebar jalur masuk yang sekitar empat meter sulit dilalui. Panjangnya bus yang sekitar 15 meter mengakibatkan bagian belakang bus membentur dinding. Pengemudi bus pun kesulitan bermanuver. Kepala Terminal Rawamangun J Robert S mengatakan, ujicoba ini dilakukan untuk mengetahui apa saja yang perlu diperbaiki.
Pihak kontraktor akan memperbaiki sisi-sisi yang kurang dan belum pas. “Untuk jalur masuk, dindingnya akan diperlebar lagi,” ujarnya. Selain bus besar, nampak pengendara angkot belum terbiasa melalui tanjakan masuk terminal. Mereka harus mundur sedikit di belokan naik.
Dinas Perhubungan DKI Jakarta melanjutkan program revitalisasi terminal di Ibukota. Setelah pembangunan kembali terminal Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan, dan Terminal Kota, Jakarta Barat, pembangunan terminal yang sudah dilakukan yakni dilanjutkan di Rawamangun, Pinangranti, Muaraangke, dan Klender.
Dengan merubah desain dan menambah fasilitas-fasilitas publik di dalam terminal, GUbernur Basuki ingin agar masyarakat merasa nyaman ketika berada diterminal. Sedangkan terminal lain yang akan direvitalisasi yakni Tanjung Priok, Senen, Grogol, Kampung Rambutan, Kampung Melayu, Kalideres, Pulogadung, Ragunan, Pasar Minggu. Ada tiga jenis pembangunan terminal berdasarkan luasan terminal. Yakni mezanine concept.
Konsep ini menata pergerakan orang atau penumpang berada di lantai terpisah, dan tidak ada penyeberangan orang di area angkutan umum. Konsep ini akan diterapakan di terminal Kampung Rambutan, Kalideres, Pulo Gadung dan Rawamangun. Kedua, pedestrian crossing consept, yakni pergerakan orang atau penumpang satu level atau sebidang dengan angkutan umum dan jalur pergerakan menggunakan zebra cross. Konsep ini akan dibangun untuk terminal, Muara Angke, Ragunan, Tanjung Priok, Kota Jakarta, Klender, Pasar Minggu, dan Tanah Merdeka.
Kemudian yang ketiga; combination consept Mezanine & Pedestrian Crossing, merupakan kombinasi antara pembangunan mezanine concept dan pedestrian dalam satu terminal. Konsep itu diperuntukan pada terminal Manggarai, Lebak Bulus, Senen, Pinang Ranti, Kampung Melayu, dan Grogol. Selain tiga konsep itu, sejumlah terminal juga sudah akan menerapkan transit Oriented Development (TOD) atau terintergasi dengan moda transporasi lainnya, seperti Transjakarta dan Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek.