Laporan Reporter Tribunnews Video, Ahmad Zaimul Haq
TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG - Sosok mendiang Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) yang legendaris selalu diingat sampai hari ini. Demikian juga saat Muktamar Ke-33 NU di Jombang, Jawa Timur yang berlangsung pada 1-5 Agustus 2015.
Tujuh wartawan senior, Dodo Hawe (Surya), Agus Wahyudi (Jawa Pos), Muchtar Zakaria (AP), Dadang Trimulya (Bloomberg), Agus Mulyawan (Media Indonesia), Trisnadi (AP), dan Iwan Heriyanto (Surabaya Post) yang beberapa di antaranya bertugas di Istana Negara saat KH Abdurrahman Wahid menjadi Presiden Ke-4 RI, “menghadirkan” Gus Dur dalam bentuk dokumentasi foto eksklusif Gus Dur dari masa ke masa.
Pameran diadakan di Rumah Budaya MEP, di Jalan Agus Salim 9, Jombang, berjarak 700 meter dari lokasi pembukaan Muktamar NU. Ada banyak foto yang jelas sebuah teks nyata.
Misalnya, seorang Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Mathori Abdul Djalil, menangis dipangkuan Gus Dur saat di panggung pada deklarasi PKB di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, tahun 1998 silam.
Istri almarhum Gus Dur, Ny Sinta Nuriyah Wahid yang datang pada pembukaan pameran, Sabtu (1/8/2015) berharap bukan hanya foto saja yang dipamerkan, pun semangat Gus Dur untuk bangsa Indonesia. Terutama dalam hal keberagaman serta pluralisme.
"Semangat Gus Dur harus terus hidup. Semangat keberagaman di Indonesia," ujar Sinta.
Dia juga mengatakan, ada beberapa foto yang sangat berkesan dan lebih menyentuh, yakni ketika momentum Gus Dur bertemu dengan Paus di Vatikan. Foto itu menunjukkan bagaimana Gus Dur dapat diterima semua kalangan dan golongan.
"Foto itu lebih menyentuh. Karena itu saya akan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Atas pemikiran pewarta foto, konseptor atas terselenggaranya momentum ini," tuturnya.(*)