Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Novi Saputra
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Satu unit Helikopter Kamov asal Rusia mulai dipergunakan dalam mengatasi kebakaran hutan dan lahan di Kalbar yang semakin tinggi intensitasnya.
Desain Helikopter Kamov, rotornya co-axial mounted contra rotating main rotors, alias baling-baling kembar yang berputar berlawanan arah.
Sehingga tidak memerlukan rotor penyeimbang yang biasa terdapat di bagian ekor helikopter ini mampu mengangkut air hingga 5 ton, sebelum disiramkan ke areal yang mengalami kebakaran lahan.
Dalam satu hari, heli ini diagendakan melakukan dua kali sortie dari lanud Supadio Pontianak, satu kali sortie melakukan puluhan kali pemadaman.
“Kalau di Papua, heli ini banyak dipakai untuk ngangkut truk atau buldozer,” ujar seorang anggota TNI di Lanud Supadio.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalbar, TTA Nyarong, mengatakan untuk biaya melakukan water bombing (pemboman air) mengunakan pesawat helikopter sekitar Rp 30 juta sampai Rp 150 juta.
"Perkiraan heli jenis Bolcow berkisar kurang lebih Rp 30-50 juta, Heli Kamov Rp 100-150 juta, dan Cassa kuranng lebih sama dengan Heli Kamov," ujar Nyarong kepada Tribunpontianak.co.id, Kamis (3/9/2015).
Terkait biaya ini mengunakan anggaran dari APBN. Dengan tujuan untuk melakukan langkah penanganan bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Kalbar.
"Hasil dari rapat koordinasi bersama Wagub Kalbar, kita telah menetapkan Status Siaga sejak tanggal 8 Juli 2015. Kemudian telah ditunjuk Komandan Satgas yaitu, Pak Christiandy Sanjaya," ucapnya.
Selain itu, kata Nyarong, ada 8 Satgas yang ditetapkan yaitu Satgas OD, OU, WB, TMC, MG, Sosialisasi, Gakkum dan Satgas Doa.
"Kita minta supaya masing-masing Satgas optimal melaksanakan tugas masing-masing," ungkapnya. (*)