Laporan Wartawan Video Tribun Manado, Alexander Pattyranie
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Ibadah pelepasan jenazah dua sejoli, Freddy Kalalo (28) dan Claudia Wowor (25) yang akrab disapa Didi dan Clau, di rumah duka Keluarga Kalalo, di Lingkungan II Kelurahan Karombasan Utara Kecamatan Wanea Manado Provinsi Sulawesi Utara, tepatnya di jalan menuju Stadion Klabat, Senin (26/10/2015), berlangsung khusyuk.
Seorang gembala jemaat mereka, memimpin ibadah pelepasan jenazah yang menjadi korban kebakaran tempat karaoke Inul Vizta Family KTV, dan berkhotbah tentang kematian.
Menurutnya, setiap orang yang datang melayat, pastinya menghibur keluarga dengan mengucapkan untuk ikhlas melepasnya.
"Namun, apakah kalian semua (para pelayat) bisa menerima bila terjadi kepada anda?" Tanya seorang gembala itu saat berkotbah menghadap pelayat di luar bangunan rumah yang beratapkan tenda.
Sementara, di bagian dalam rumah duka, dua jenazah Didi dan Claudya yang dikenakan pakaian serba putih, terbaring dalam peti jenazah bersebelahan.
Di samping kedua peti jenazah mereka, para keluarga termenung duduk menatap dua suami yang belum setahun menikah ini.
Beberapa saat kemudian, para pelayat memenuhi ruangan itu. Pasalnya, mereka diperkanankan untuk melihatnya sebelum ditutup.
Saat ditutup mereka dibawa ke luar ruangan kemudian dimasukkan ke dalam ambulans yang juga berjumlah dua unit.
Viane Lumenta dan Freddy Wowor, orangtua tercinta, turut mengantar Claudia yang merupakan anak satu-satunya mereka menuju Desa Tambelang Kecamatan Tompaso Baru Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel).
Rombongan itu kemudian melintasi Jalan Sam Ratulangi II lalu berbelok ke Jalan Bethesda.
Saat tiba di simpang tiga, rombongan yang dipimpin puluhan sepeda motor itu, mengarah ke Megamas melintasi Jalan Piere Tendean Boulevard.
Setiba di depan tempat karaoke Inul Vizta Megamas, isak tangis keluarga pun pecah. Kedua mobil jenazah berhenti dan sejajar di depan pintu masuk.
Sang nenek, Lely Lombong pun histeris. "Adoh kita pe anak (anak kami) korban ini, adoh kasiang (kasihani)... adoh kasiang (kasihani)... lihat korbannya... ini korbannya... adoh... kami mohon tolong lihat korbannya... dua anak kami korbannya suami istri.. ohhh Tuhan tolong," teriak Nenek sembari histeris turun dari mobil kemudian menunjuk peti jenazah.
Beberapa rekan beserta kerabat korban meletakkan karangan bunga di depan pintu masuk, lalu mengumandangkan lagu rohani.
Tak berselang lama, mereka kembali ke kendaraan. "Tolong perhatikan, mereka ini belum setahun menikah," tutur Viane dari dalam mobil yang tak ingin turun, didampingi sang suami Freddy.
Viane mengaku, mereka ke lokasi TKP sebagai kenangan terakhir. "Mereka pulang selama-lamanya, tidak akan kembali lagi ke Manado. Namun kami kecewa tidak ada bentuk ucapan atau karangan bunga dari Inul Vizta," kesal Viane lirih.
Lalu rombongan melanjutkan perjalanan menuju Minsel. Direncanakan, ibadah pemakaman akan dilangsungkan Selasa (27/10/2015) di Tambelang mulai pukul 12.00 Wita