Laporan Reporter Tribun Pekanbaru, David Tobing
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Puluhan mahasiswa menggelar aksi demonstrasi di kantor Mapolresta Pekanbaru, Senin (2/11/2015).
Mereka memprotes pemeriksaan terhadap seorang aktivis mahasiswa yang dilaporkan melakukan pengerusakan pintu pagar Kantor Gubernur Riau pada pertengahan September 2015 lalu.
Aksi tersebut juga merupakan bentuk dukungan kepada rekan mereka yang masih berstatus sebagai saksi.
Dalam aksinya, mahasiswa menggelar orasi di kantor Mapokresta Pekanbaru.
Dalam orasinya, mahasiswa mengecam sikap Plt Gubernur Riau, dan juga Kepala Satpol PP Provinsi Riau, Zainal yang membuat laporan polisi terkait pengerusakan itu.
Mereka menilai laporan tersebut merupakan salah bentuk pengekangan terhadap aksi yang dilakukan oleh mahasiswa.
"Kalau pagar rumah Plt Gubernur yang kita rusak, mungikin wajar jika dia melaporkan kita. Namun yang roboh itu adalah pagar rumah kita sendiri, gedung yang dibuat dengan dana APBD atau uang rakyat, bukan uang Plt Gubernur Riau atau kepala Satpol PP yang melaporkan hari ini," kecam seorang mahasiswa dalam orasinya.
Kordinator aksi, Arif Sf, mengatakan aksi demo yang mereka lakukan di Mapolresta Pekanbaru merupakan bentuk solidaritas dan dukungan kepada Pirka Maulana, aktivis yang juga ketua BEM se-Riau, yang tengah menjalani pemeriksaan oleh polisi.
Dia mengatakan aksi demo ketika itu adalah terkait kasus kebakaran hutan dan lahan yang menimbulkan bencana kabut asap, yang berdampak buruk bagi masyarakat banyak.
Ketika itu, ratusan mahasiswa yang tengah berada di luar pintu pagar, dan mendesak agar Plt Gubernur segera datang menemui pendemo.
Sambung Arif, saat itu merupakan jam kerja dan Plt Gubernur yang saat itu berada di kantor.
Sebagai pejabat pemerintahan, Plt Gubernur seharusnya menemui para pendemo yang dan mendengarkan aspirasi dari masyarakat.
Namun, Plt Gubernur Riau tidak menemui mereka.
Mahasiswa pun memaksa masuk, dan terlibat aksi saling dorong mendorong pintu pagar dengan puluhan satpol PP, hingga akhirnya pintu pagar itu roboh.
Arif meminta agar Polisi segera menghentikan pemeriksaan terhadap rekan mereka. (*)