Prasasti tersebut berisi tentang pertanggalan dengan angka tahun 794 saka atau 872 masehi.
Namun pertanggalan tersebut belum dapat dipakai sebagai pertanggalan tahun pendirian Candi Abang.
Data arkeologis lainnya yang juga pernah ditemukan di candi ini adalah batu andesit berbentuk padma peresegi delapan, dalam kondosi pecah terbagi dua.
Candi Abang diperkirakan terdiri dari satu banguan candi dengan halaman yang berukuran panjang 65 meter dan lebar 64 meter.
Saat ini gundukan candi yang tersisi memiliki tinggi enam meter dan diameter 40 meter.
Karena memiliki bentuk seperti bukit dengan rumput yang tumuh di atasnya, terlebih pada musim penghujan dimana rumout akan menghijau menjadikan, sebagian masyarakat menyebut area Candi Abang ini dengan sebutan bukit Teletubies.
Lokasi candi ini berada di area perbukitan, jadi jika anda berada di puncak Candi Abang, anda bisa menyaksikan hamparan persawahan di wilayah Berbah.
Meskipun struktur candinya sudah tidak lagi tampak, tetapi Candi Abang tetap ramai didatangi pengunjung.
Hamparan rumput hijau di gundukan tanah menjadi daya tarik, seperti yang diungkapkan salah seorang pengunjung, Devy (22).
"Di sini tempatnya bagus untuk foto-foto. Meskipun ini candi, tetapi bentuknya sama sekali tidak seperti candi, jadinya unik," ujar Devy.
Untuk menikmati keindahan Candi Abang, pengunjung tidak dipungut biaya, hanya membayar uang parkir.
Dari area parkiran, anda harus berjalan kurang lebih 100 meter untuk sampai ke lokasi candi.
Untuk mencapai lokasi ini tidaklah terlalu sulit.
Yang paling gampang melalui rute Prambanan kemudian ke selatan ke arah Piyungan.