Laporan Wartawan Tribun Sumsel, Siemen Martin
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Pintar, muda, dan berpendidikan tinggi. Sekilas tentang sosok dosen cantik bernama Antartila Rezki Aziz SH, MSi (29), yang tidak malu menjual petai di pinggir jalan Kota Palembang dengan berlapak mobil.
Tila sapaan akrabnya, tampak sibuk melayani pembeli, tanpa canggung dan seperti sudah terbiasa, Selasa (22/12/2015).
Wanita berstatus lajang ini mengungkapkan, sudah tiga bulan menjalankan bisnis petai di emperan jalan.
Menurutnya, selalu berpindah tempat menjadi kunci keberhasilan dia menarik pelanggan.
Saat ini dia baru seminggu berada di lokasi tak jauh dari istana Gubernur Sumsel, untuk menjajakan petainya.
Tila saat berjualan petai. (Tribun Sumsel/Siemen Martin)
Ditanya omzet buah kerja kerasnya menjual petai, ia mengaku bisa meraup Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribu per harinya.
Namun saat musim hujan pendapatan dia merosot tajam, bahkan bisa tidak laku sekalipun.
Tapi hal itu tidak membuat dia meninggalkan pekerjaan sebagai seorang pedagang.
Dosen tetap di Sekolah Tinggi Satya Negara dan Fakultas Hukum Universitas Kader Bangsa ini mengatakan, berjualan petai untuk memanfaatkan waktu senggang.
"Yah ini kan isi waktu kosong di saat libur, manfaatin fasilitas yang ada," ujar wanita yang tinggal di Kompleks Sosial Km 6 ini.
Memilih petai, kata dia, karena hampir seluruh masyarakat menggandrungi lalapan yang kerap disebut kapsul ini.
Bahkan banyak pembeli yang heran melihat dirinya menjual petai, tak jarang kalimat 'kok cantik-cantik jualan petai' terlontar dari sejumlah mulut konsumen.
"Ini kan halal (jual petai), daripada ngabisin uang mending jual petai aja," ungkapnya. (*)