Laporan Wartawan Tribun Manado, Alfa Joe Pattyranie
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Via Dolorosa atau Jalan Salib dalam peringatan Jumat Agung digelar Stasi Santo Ignatius Desa Kolongan Tetempangan, Kalawat, Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Provinsi Sulawesi Utara, Jumat (25/3/2016).
Prosesi itu berlangsung khusyuk dan menggetarkan. Jalan Salib dimulai di halaman Paroki Santa Ursula Watutumou, Desa Maumbi, dari perhentian pertama hingga perhentian kedua.
Yesus, yang diperankan Orang Muda Katolik (OMK) diberi mahkota duri. Ia kemudian memikul salib di pundaknya dan berjalan ke luar halaman menuju perhentian ketiga.
Perjalannya dikawal tentara Romawi yang menunggang kuda, Putra-putri Altar, serta umat Paroki Santa Ursula.
Rute yang dilintasi antara lain Jalan Trans Manado-Bitung, kemudian belok ke kiri masuk ke Perumahan Asabri, hingga tiba di Stasi Santo Ignatius.
Di gereja ini pemeran Yesus direbahkan di atas permukaan kayu salib. Kedua tangan direntangkan.
Saat suasana hening, tiba-tiba bunyi dentungan kayu diikuti teriakkan Yesus menggambarkan proses paku yang menembus telapak tangannya.
Beberapa saat kemudian, salib yang tergantung tubuh Yesus didirikan dan tertancap di tanah. Beberapa perempuan tampak terharu hingga menangis.
Setelah Yesus mati, dilanjutkan dengan Misa Jumat Agung yang dipimpin Pastor Joseph Ansow.
Beberapa Putra-putri Altar memegang salib dan dicium umat secara bergantian hingga perjamuan kudus.
Laskar Manguni Indonesia (LMI) Kabupaten Minut pimpinan Stendy Rondonuwu, turut serta mengamankan prosesi.
"Ini salah satu kegiatan pengamanan sukarelawan tanpa mengharapkan uang imbalan dari pihak gereja, ini memang program kami di tiap perayaan besar keagamaan," ujar Sekretaris LMI Minut Erwin Lepar.
Pihak mereka melepas sebanyak 250 personil untuk mengamankan seluruh peringatan Jumat Agung se-Kecamatan Kalawat. (*)