Laporan Wartawan Tribunnews, Lendy Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan satu badak Sumatera telah menghembuskan nafas terakhir.
Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, Bambang Dahono mengatakannya kepada awak media di Gedung KLHK, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Rabu (4/6/2016).
Dahono menjelaskan badak Sumatera itu mati karena infeksi luka di kaki kiri bagian belakang. Diduga, luka itu diakibatkan jeratan pemburu.
"Sebagai informasi, badak ini sudah dalam keadaan sakit. Kaki sebelah kiri belakang itu kondisi terjerat. Saya garis bawahi, bukan badak dalam keadaan sehat, tapi keadaan sakit ini memang sudah tahu, dan kami harus selamatkan," tuturnya.
Sebelum meninggal, badak itu mendapatkan perawatan intensif dari tim dokter. Kondisinya sempat membaik. Lukanya juga sudah mengering.
"Namun, kita tidak bisa pertahankan. Kenapa? Karena terjadi infeksi yang tadi dijelaskan sampai ke tulang kaki sebelah kiri. Tepat jam 02.50 WITA, badak tersebut meninggal." tambahnya.
Sebagaimana diketahui, Badak yang diberi nama Najag itu tertangkap camera trap sedang dalam keadaan terjerat tali di kaki kiri belakang di wilayah hutan Kutai Barat, Kalimantan Timur.
Pihak KLHK bekerja sama dengan beberapa LSM lingkungan hidup mencoba menyelamatkan Badak tersebut. Sayangnya, upaya penyelamatan gagal.(*)