Lalu tiba-tiba anaknya Parhan mendekatinya bermaksud melerai, dan ia pun reflek menyabetkan pisau ke arah samping sehingga mengenai perut anaknya hingga ususnya terburai.
"Aku menyabetkan pisau ke Parhan, spontan saja dan lampu dinding (minyak lampu) langsung mati sehingga gelap tidak tahu kena di mana. Saya setelah itu sudah tidak ingat lagi dan benar-benar khilaf," ujar Armadianal yang mengaku sudah tiga kali menikah ini.
Usai melukai istri dan kedua anaknya, lanjut Armadianal, istri dan anaknya (Kia) langsung meninggal dunia dan hanya anaknya (Parhan) yang masih hidup hingga sampai keesokan harinya.
Dan kejadian tersebut baru diketahui sekitar pukul 11.00, ketika tetangga kebunnya Rajab (16) mendatangi pondoknya dengan maksud ingin meminta minyak lampu.
Ketika melihat istri dan anaknya bersimbah darah, Rajab berlari dan memberitahukannya ke ayahnya Rosulun (40) yang merupakan sepupu istrinya.
Lalu beberapa jam kemudian, polisi bersama tim medis mendatangi pondoknya dan menangkap dirinya.
Sementara itu Kapolres Muaraenim AKBP Nuryanto melalui Kabagops Kompol Andi Kumara dan Kapolsek Semende AKP Herry, saat ini, pelaku bersama barang bukti pakaian ketiga korban dan satu bilah pisau dapur sudah diamankan di Mapolres Muaraenim, guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Pelaku kesal dengan istrinya yang memarahi anaknya. Pelaku merasa dilecehkan dan tidak dihargai sebagai suami, makanya ia nekat membunuh," ujar AKP Herry. (*)