Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Yudhi Maulana
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR TENGAH - Di atas kursi roda, siswi ini tampak tenang mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
Gabriela Nadia Carissaputri (15) didampingi gurunya, Emiria duduk di depan komputer untuk mengerjakan soal-soal ujian Bahasa Indonesia, Senin (9/5/2016).
Siswi yang mengalami keterbatasan fisik ini tidak bisa dipisahkan dari kursi rodanya.
Dia juga menjadi satu-satunya siswi yang menjalani UNBK di sekolahnya, Intercommunity School of Bogor (ISB).
"Untuk ujian kali ini hanya ada satu siswi yang mengikuti ujian nasional. Dan ini juga pengalaman pertama kami untuk mengikuti ujian nasional berbasis komputer," kata kepala sekolah ISB, James Leon Anderson kepada TribunnewsBogor.com.
Lanjutnya, UNBK pertama kali dilakukan di sekolahnya setelah ada Surat Keputusan (SK) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kalau sekolah internasional harus menggelar UN.
Dalam SK tersebut, kata dia, setiap Warga Negara Indonesia (WNI) yang bersekolah di ISB harus mengikuti ujian nasional.
Jumlah siswa kelas 12 SMP yang ada di ISB ini hanya dua orang, satu siswa lagi berkewarganegaraan Jepang.
Untuk jumlah smua siswa yang duduk di bangku SMP sebanyak sepuluh orang.
"Kami menerima ketentuan tersebut sekitar Februari 2016 sehingga persiapannya cukup sebentar. Tapi kami tetap mengikuti program. Dari pemerintah ini," tuturnya.
Marketing Admission & Development Manager ISB, D.B Lestiyo mengatakan Gabriela masuk dalam golongan siswa berkebutuhan khusus (SBK).
Ia masuk dalam golongan tunadaksa, dan dilihat dari catatan psikologisnya dia mengedap celebral palsy sejak lahir.
"Tapi dari segi kemampuan pemahaman soal-soal dia bisa, hanya pada motoriknya saja memang ada keterbatasan. Makanya saat ujian dia ditemani guru pendamping," ujarnya.
Pihaknya juga telah berkonsultasi dengan Dinas Pendidikan Kota Bogor, kalau Gabriela bisa diikutkan dalam UNBK.
Ia menjelaskan, ISB dulunya merupakan sekolah internasional dan kini berubah menjadi satuan pendidikan kerjasama (SPK), mengikuti aturan dari kementerian.
Sehingga pihaknya harus memasukan kurikulum yang diterapkan di Indonesia namun tetap menjalankan program kurikulum yang telah berlaku di sekolahnya.
"Kami dari para guru dan staf sudah melakukan worhshop untuk persiapan UN ini. Kita langsung kejar materinya, administrasi, perizinan dan segala macamnya. Tapi di hari pertama pelaksanaan UNBK ini lancar," tuturnya. (*)