Saat dirujuk ke rumah sakit, Sultan mengalami diare dalam sehari sekitar 20 kali. Namun, setelah dirawat diruangan khusus Sultan mengalami penyembuhan hingga tidak lagi mengalami diare dan berat badannya mulai bertambah.
Empat hari setelah keluar dari rumah sakit Sultan meninggal. "Seandainya tidak meninggal, Sultan diminta kembali periksa ke Puskesmas, Rabu (1/5/2016) untuk kembali periksa," ujarnya.
Dinas Kesehatan mulai menangani Sultan karena termasuk gizi kurang pada usia 38 bulan dengan berat Badan 6,2 kilogram panjang Badan 72 sentimeter.
Selama ditangani oleh Dinas Kesehatan Sultan diberikan vitamin A, susu formula, makanan pendamping ASI berupa biskuit.
Sebelumnya Sultan telah dirawat di Panti Pemulihan Gizi (PPG) pada Puskesmas Sungai Pandan pada 25 Februari sampai 8 Maret 2015. Mendapatkan rawat jalan pemberian makanan tambahan dan pemulihan hingga Agustus 2015.
Namun Sultan kembali masuk ke rumah sakit pambalah batung pada 16 Desember sampai 27 Desember 2015. Masuk lagi pada 6 Februari sampai 25 Februari 2016.
Saat itu terjadi pulang paksa dari keluarga pasien. Meski begitu, tetap diberi pendampingan.
Ironisnya, Sultan mengalami gizi buruk berulang dengan penyakit penyerta yaitu diare dan kembali dirawat pada 1 April hingga 26 April.
Pertumbuhan Sultan tidak mengalami peningkatan yang berarti, pada 20 maret 2015 berat Badan 7,3 kilogram dengan tinggi 7,3 sentimeter.
Desember 2015 berat Badan 7,8 kilogram dengan tinggi 81 sentimeter. Dan berat Badan terakhir sultan pada 26 April 2016 7,6 kilogram dengan tinggi 81 sentimeter.
Kepala Dinas Kesehatan HSU Isnur Hatta mengatakan sudah dilakukan penanganan kepada Sultan. Setelah ditemukan pada tahun lalu pihak Puskesmas terus melakukan pendampingan dan pemberian makanan pendamping asi dan susu formula.
Penanganan terakhir oleh pihak RS Pambalah Batung karena ada penyakit penyerta yaitu Gastroenteritis (GEA) atau diare serta dehidrasi. Kondisi Sultan drop.
Ia meninggal setelah dinyatakan sembuh penyakit penyerta gizi buruknya. Hal ini kemungkinan terjadi karena kondisi tubuh yang masih belum normal.
"Masalah pascasakit bagi penderita gizi buruk jelas berbeda dengan orang pada umumnya, hal ini tentu perlu dilakukan pembekalan kepada orangtua untuk bisa memberikan penanganan yang tepat," terangnya.