Laporan Wartawan Tribun Jateng, Aji Kusuma Admaja
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Ruhaeni Intan Hasanah, terlihat asyik menikmati penampilan solois asal kota kembang Nissan Fortz, Kamis (26/5) di Kedai Kopi ABG di Patemon dekat Kampus Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Sesekali bibir gadis manis yang sedang menyelesaikan tugas akhir di Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Semarang, ikut bernyanyi mengikuti alunan lagu.
Malam itu, Intan yang datang bersama rekan-rekan dari komunitas baca Teman Baca, sengaja menyaksikan penampilan spesial Nissan Forts dalam rangka tur album perdananya yang bertajuk Day By Day.
"Dari awal memang seru, fingerstyle Bang Nissan cakep banget, apalagi konsep lirik dalam lagu-lagunya yang mengajak masyarakat untuk menghargai wanita sepertinya pas untuk keadaan saat ini yang memang lagi dibutuhkan edukasi untuk menghargai wanita," kata dara manis kelahiran Pati ini.
Terasa sangat dekat dan hangat suasana kedai kopi ABG malam itu, tanpa panggung tinggi dan barikade, jarak antara penonton dengan pemusik pun juga didesain nyaris tanpa sekat.
Suasana sederhana, dan pembawaan cair Nissan Fortz membuat penampilannya semakin memikat penonton yang hadir.
"Semarang ini adalah kota ke enam, setelah sebelumnya saya dari Malang, Jakarta, Lombok, Yogyakarta, dan Purwokerto. Malam ini saya ingin membuktikan ke kota-kota sebelumnya, bahwa Semarang beda, kalau gitu ayo kita nyanyi bareng, boleh ya?
Tunjukkan kalau Semarang Kota musik" ajak Nissan kepada penonton.
Album day by day merupakan album perdana Nissan Fortz yang diproduksi dan distribusikan secara mandiri.
"Saya yakin, album saya bakal laku, kalau teman-teman semua ikut nyanyi, dan merasakan nuansa musik yang saya bawakan. Kenapa demikian? Bayangkan jika kita yang baru ada di sini saja bisa menyanyikan, apalagi kalau beli CD album saya, wah bisa Hafal itu satu album dalam seminggu," ucap musisi yang mengaku fans berat gitaris Nuno BettenCourtz.
Bukan tanpa sebab, dampak yang dirasakan Intan saat melihat penampilan Nissan Fortz malam itu merupakan jawaban dari proses panjang bermusik Nissan. Ia mengaku sudah belajar bermain gitar sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama.
Nissan yang dibesarkan dari lingkungan yang dekat dengan musik bahkan ayahnya merupakan salah satu pengajar gitar klasik sekolah musik di Bandung punya kenangan manis saat awal-awal belajar musik.
"Ayah itu disiplin kalau soal belajar gitar, sepulang sekolah saya tidak boleh langsung istirahat, ya paling makan aja, setelah itu satu jam saya harus belajar membaca partitur dan satu jam melatih penjarian juga satu jam, itu setiap hari, kecuali hari libur. Kasarnya ayah itu keras, tapi alhamdulillah hasilnya sekarang kelihatan", Kenang Nissan Fortz.
Bagi Nissan, dalam proses kreatifnya tak terlepas dari kepekaannya terhadap ide. Setiap ide yang lewat selalu ia tuliskan dan mencoba memberikannya seketika itu juga.
"Soal baik buruk itu bergantung proses, jadi misal nih dapat ide langsung saja eksekusi, soal ngebagusin dan penyempurnaan itu soal belakangan. Saya kemarin waktu di Lombok, saya iseng bikin lagu, alhamdulillah di Lombok saya buat lima lagu yang insya Allah jadi paket album kedua," harapnya.(*)