Laporan Wartawan Tribunpekanbaru.com, David Tobing
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Riau menemukan adanya indikasi vaksin paslu yang masuk di Pekanbaru, Riau.
Indikasi tersebut ditemukan setelah BPOM menemukan belasan vaksin berjenis anti-tetanus dan anti-bisa ular.
BPOM selanjutnya melakukan uji sampel kandungan di dalam botol vaksin ke BPOM Pusat di Jakarta untuk memastikan apakah dua jenis vaksin yang ditemukan itu palsu.
Kepala BPOM Riau, Indra Ginting kepada awak media, Selasa (27/6/2016), mengatakan hasil uji sampel diperkirakan akan keluar pada 30 Juni 2016.
BPOM Pusat akan mengumumkan langsung hasilnya tersebut kepada masyarakat luas.
Indra menjelaskan puluhan vaksin yang diduga palsu itu mereka temukan dari dua sarana penyalur di Kota Pekanbaru.
Vaksin itu didapatkan setelah pihaknya bekerjasama dengan Kepolisian melakukan penyamaran berpura-pura sebagai pembeli dengan memesan vaksi kepada penyalur.
Namun pihaknya tidak serta merta dapat mengambil langkah hukum mengingat perlunya pembuktian labor apakah vaksin itu palsu atau tidak.
Total ada 20 botol vaksin, dari dua jenis vaksin yang masing-masing sebanyam 10 vaksin.
Mereka memperkirakan vaksin yang terindikasi palsu itu disalurkan kepada beberapa rumah sakit swasta di Pekanbaru.
Indra megaku belum bisa memberikan informasi lebih lanjut mengenai hasil temuan itu, karena masih harus menunggu hasil uji lab dari sampel yang telah mereka kirim itu.
Sebagaimana diberitakan, kasus vaksin palsu mencuat setelah Polri berhasil membongkar kasus adanya praktik pembuatan vaksin palsu di Jakarta.
Praktik pembuatan vaksin palsu itu diduga telah berlangsung lama dan telah menyebar ke beberapa daerah di Indonesia. (*)