Ketika itu Shendy masih duduk di bangku SMK.
Fadilah menceritakan, pada malam hari, Shendy disusul temannya bernama Garin.
Garin mengajak Shendy main ke tempat yang ada acara organ tunggal di Kecamatan Telukbetung Utara.
Di sana Shendy berkumpul bersama dengan teman-teman semasa SMP, yaitu Misri, Anjas dan Bagus.
Menurut Fadilah, Shendy ketika itu disuruh minum tuak namun menolak. Ternyata itu membuat salah satu rekannya marah.
“Shendy disiram tuak karena tidak mau minum tuak. Terjadilah keributan antara Shendy dengan teman-temannya itu,” kata Fadilah.
Kalah jumlah, Shendy melarikan diri. Teman-temannya Shendy yang terlibat perkelahian itu meneriaki Shendy dengan kata maling.
Fadilah mengatakan, keponakannya itu bersembunyi di depan rumah Rofi, suami Aliyah.
Warga yang mendengar teriakaN maling melihat Shendy, yang notabene bukan warga sekitar. Warga pun menghakimi Shendy sampai babak belur.
“Kami pihak keluarga baru tahu Shendy masuk rumah sakit pagi hari ditelepon pak polisi,” ujar Fadilah.
Fadilah bersama para keluarga melihat Shendy di rumah sakit.
“Waktu itu kondisinya mengenaskan mas. Sudah tidak berbentuk lagi tubuh keponakan saya,” ucapnya.
Shendy sempat mengalami koma selama beberapa hari. Beruntung nyawa Shendy masih selamat.
Namun kondisinya kini sangat memprihatinkan. Shendy tidak lagi bisa bicara. Sebagian tempurung kepalanya hilang karena operasi.