Laporan Wartawan Tribunnews, Lendy Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sengaja memilih membangun rumah susun sewa (rusunawa) daripada rumah susun milik (rusunami).
Ia mengatakan hal itu di acara peresmian kerja sama tentang pemberdayaan masyarakat di rumah susun dan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA), di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, (18/10/2016).
Keputusan memilih rusunawa ketimbang rusunami, menurutnya, berdasarkan pengalaman. Bila membangun rusunami, penghuni rusun akan menjual lagi ke pihak lain dengan harga lebih tinggi.
Akibatnya, kepemilikan rusun tersebut kembali jatuh ke tangan orang-orang kaya yang tak layak disubsidi.
"Seperti kasus Kalibata, belum selesai bangun, subsidi tanah Rp 145 juta, serah-terima, dia langsung jual Rp 250 juta," kata Ahok.
Gubernur Ahok juga menjelaskan, bahwa iuran rusun yang dibayar oleh warga yang telah menempati rusun, nantinya akan digunakan untuk pemeliharaan fasilitas rusun.
"Jadi kalau orang bilang itu rusun sewa, sebetulnya tidak. Karena kalau sewa, bapak ibu kena iuran pemeliharaan lingkungan enggak, service charge? Kalau ukuran 36, pakai lift pasti service charge-nya pasti di atas Rp 500 ribu," tutur Ahok.
"Itu hanya semacam iuran sebetulnya, bukan iuran, retribusi Rp 5 ribu sehari, yang pakai lift Rp 10 ribu yah. Kami nombok 80 persen," tambah Ahok.(*)