"Saat ini kami sedang mencari siapa pemilik bayi tersebut. Sementara bayi kami bawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau untuk diberikan perawatan," sebutnya.
Tanggapan Psikolog
Psikolog Keluarga dari Yayasan Praktek Psikolog Indonesia, Adib Setiawan, S. Psi., M. Psi., memberikan tanggapannya soal maraknya kasus pembuangan bayi.
Menurut Adib, seorang ibu yang tega membuang anaknya sendiri biasanya dipengaruhi oleh faktor ekonomi hingga psikologis.
"Biasanya kalau pembuangan seperti itu, sebenarnya semua ibu sayang sama anak, tapi karena keadaan mungkin karena lagi stress, depresi, faktor ekonomi, atau melahirkan karena 'kecelakaan', itu yang memicu seorang ibu tega membuang anaknya sendiri," tutur Adib saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (7/1/2020).
Menurut Adib, karena dua faktor tersebut, seorang ibu tidak dapat berpikir jernih dan beranggapan anaknya akan memperoleh kehidupan lebih baik jika diasuh orang lain.
"Bisa saja setelah menyembunyikan kehamilannya, tapi dia punya harapan kalau bayi itu dia taruh nanti ada kemungkinan dipertemukan dengan orang baik yang lebih siap mendidik anak, lebih kaya, atau yang jelas lebih baik dari dirinya," kata Adib.
Menurut Adib kejadian seperti ini dapat dicegah dari lingkungan keluarga.
Hal itu bisa dilakukan dengan menjalin komunikasi yang baik antara seorang ibu dengan orangtuanya.
"Butuh komunikasi antara si ibu dengan orangtuanya supaya dapat ditemukan jalan keluar dan tidak perlu membuang bayi," kata Adib.
"Saya yakin orangtua ibu ini akan bertamah rejekinya jika mau merawat cucu," tambahnya.
Adib menekankan, kesadaran remaja untuk menghindari pergaulan bebas sangat diperlukan.
Menurutnya, remaja harus benar-benar menyadari resiko melakukan hubungan seksual sebelum menikah.
"Remaja-remaja saat ini perlu fokus mengejar keahlian, baik keahlian dalam bidang value, agama, akhlak, dan juga dalam bidang pekerjaan," tambah Adib.