Sempat Ngawur Pas Finis, Atlet Para-Swimming Syuci Indriani Sumbang Medali Emas Ke-4 untuk Indonesia
Sementara di urutan kedua, Mai Deguchi menorehkan waktu 1 menit 23,97 detik, hanya 0,02 detik lebih lambat dari Syuci Indriani.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Sapto Nugroho
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia meraih medali emas keempatnya pada ajang Asian Para Games 2018 lewat cabang olahraga para-swimming.
Bintang Indonesia itu ialah Syuci Indriani yang mendapatkan emas dari nomor gaya dada 100 meter putri klasifikasi (SB14).
Memakai cape (penutup kepala) berwarna merah muda dengan kacamata renang birunya, kehadiran dara 17 tahun itu disambut gemuruh penonton saat memasuki lapangan area kolam renang.
Memulai start dengan gemilang, Syuci Indriani langsung memimpin di awal-awal perlombaan.
Baca: Tak Tembus Final, Ali Muhamad Masih Berpeluang Ukir Sejarah Bagi Kontingen Panahan Indonesia
Meski posisinya terus dibayangi oleh paralympian Jepang, Mai Deguchi, namun Syuci Indriani terus berjuang untuk tetap berada di posisi pertama.
Sempat dibuat tegang oleh persaingan ketat kedua paralympian itu, sorak sorai dan teriakan penonton Indonesia malah semakin ramai bergemuruh.
Syuci Indriani dan Mai Deguchi akhirnya mencapai finis dengan nyaris bersamaan.
Tidak ada yang tahu siapa pemenangnya.
Sempat tegang menanti hasil akhir, penonton berteriak histeris seraya meneriakkan yel-yel "Indonesia, Indonesia" ketika ternyata nama Syuci Indriani berada di peringkat pertama.
Pada papan skor menunjukkan Syuci Indriani mencatatkan waktu 1 menit 23,95 detik.
Sementara di urutan kedua, Mai Deguchi menorehkan waktu 1 menit 23,97 detik, hanya 0,02 detik lebih lambat dari Syuci Indriani.
Dengan demikian, Syuci Indriani berhak atas medali emas dan Mai Deguchi harus puas dengan medali perak.
"Alhamdulillah, sangat bersyukur sekali ya, karena Tuhan sudah memberikan aku penghargaan yang terbaik untuk malam ini untuk Indonesia," kata Syuci Indriani saat ditemui usai berlomba, di Aquatik Centre Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusat, Senin (8/10/2018).