Mengenal Pelukis Muda Temanku Lima Benua, dari Nama Unik hingga Ingin Lukis Presiden Jokowi
Di Asian Para Games 2018 ini, Liben punya target melukis 2.500 wajah orang dengan teknik speed art.
Penulis: Abdul Majid
Editor: Sapto Nugroho
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Asian Para Games 2018 bukan hanya sekadar pertandingan olahraga.
Kehadirannya di Indonesia tepatnya di Jakarta ternyata juga menarik orang-orang yang ingin turut berpatisipasi untuk menunjukkan jati diri Indonesia kepada dunia.
Satu di antaranya ialah pelukis muda asal Klaten, Temanku Lima Benua.
Wanita yang akrab disapa Liben itu mempunyai tujuan untuk menjalin persahabatan di Asia melalui keahliannya, melukis cepat atau speed art.
Baca: Perolehan Medali Indonesia Lampaui Target, Menpora Sibuk Cari Dana Tambahan untuk Bonus
“Saya punya inisiatif untuk menggambar semua atlet dari 43 negara, beserta ofisial dan medianya. Itu tujuannya untuk menjalin persahabatan Asia,” kata Liben saat tengah mengunjungi Main Press Center Asian Para Games 2018 di GBK Arena, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (11/10/2018).
“Kita juga membuat orang-orangan sawah di wisma atlet, setelah saya gambar biasanya mereka menempelkan pin di sana. Para atlet juga bisa berfoto di orang-orangan sawah itu,” sambung Liben.
Liben pun merasa sangat bangga bisa ikut berpartisipasi di ajang ini karena ia bisa menunjukkan tujuan Asian Para Games 2018 di Indonesia yakni menjadi Inspiring, Spirit, and Energy of Asia.
“Saya senang banget ya, apalagi ini judulnya Inspiring, Spirit, and Energy of Asia. Jadi saya ingin mengeluarkan ini loh Energy Asia. Kecepatan dari generasi muda untuk memberikan inspirasi,” ujar Liben.
Liben masih berusia 16 tahun.
Tapi soal nasionalisme jangan diragukan.
Hal itu tercermin dari apa yang ia lakukan sekarang dan cita-citanya yang ingin menjadi generasi muda membangun bangsa dan mencintai Indonesia.
Ingin Melukis Presiden Joko Widodo
Temanku Lima Benua, nama unik yang diberikan oleh sastarawan WS Rendra ternyata punya makna atau pesan tersirat ketika kita mengenalnya.
“Yang beri nama aku, Pak WS Rendra. Ya, artinya biar temannya banyak,” jelas Liben.
Baca: Menpora Imam Nahrawi: Bonus untuk Pendamping Atlet Tidak Sama dengan Atlet
Untuk mencapai impian seperti namanya itu, semenjak kecil Liben sudah terlihat sangat aktif.
Menggambar atau melukis adalah hal yang kerap ia lakukan.
“Saya sudah belajar melukis dari SD. Kalau ke sininya belajar speed art bisa dari sekolah, pasar, dan YouTube,” ujar Liben.
Di kampung halamannya, Klaten, Liben mendirikan ruang publik yang diberi nama Lima Benua.
Di tempat itu, Liben dan anak muda lainnya membuat kegiatan-kegiatan kecil positif.
Dari keahliannya dalam menggambar itu, Liben pun mulai diminati Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Singkat cerita, saat itu Liben yang melukis di depan Gedung Kemendikbud tiba-tiba dihampiri orang Kemendikbud dan akhirnya kini ia bisa berpartisipasi di Asian Para Games 2018.
Di Asian Para Games 2018 ini, Liben punya target melukis 2.500 wajah orang dengan teknik speed art.
Jumlah tersebut sudah ia kalkulasi dari kemampuan dan jumlah hari penyelenggaraan.
“Menggambar satu orang itu maksimal dua menit. Di sini saya gambar seluruh atlet, ofisial, dan media. Kenapa targetnya 2.500 karena saya hitung per hari maksimal 250-300 orang. Tapi kalau misalnya eventnya lebih lama lagi saya bisa sampai 3.000-4.000,” papar Liben.
Baca: Tangis Bahagia Jaenal Aripin Usai Raih Perak di Nomor Kursi Roda 200 Meter T54
Dari sekitar 2.200 orang yang ia gambar hingga Kamis, Liben pun mengaku telah menggambar beberapa orang penting.
Dan Impiannya, ia bisa menggambar orang nomor satu di Indonesia.
“Saya sudah menggambar Pak Raja Sapta Oktohari (Ketum Inapgoc) sama kemarin ada dari princes Bhutan. Tapi yang belum kesampaian menggambar Pak Jokowi, karena dia orang nomor satu di Indonesia,” pungkas Liben. (*)