Cheese Cake Amaro Alternatif Oleh-oleh Baru dari Bandung
Bandung memang dikenal dengan kulinernya beraneka ragam
Bandung memang dikenal dengan kulinernya beraneka ragam, kuliner yang beraneka menjadikan Bandung sebuah ladang bisnis yang menggiurkan dibidang kuliner, bidang inilah yang dijalani oleh Totong Darmawan (38) dan istrinya Deisy Hermawaty (37). Totong memulai bisnisnya Juli 2012 lalu, bisnis yang bermula dari hobi istri yang sering membuat kue untuk anak-anak. Resep kue ini pun diciptakan sendiri oleh Deisy bermula dari sekedar modifikasi bahan-bahan kue.
Totong memulai bisnisnya hanya dengan menggunakan peralatan dapur sederhana, namun sekarang bahkan Totong dan Deisy beserta beberapa karyawannya kerap kewalahan melayani pesanan kue keju,kue lapis dan beberapa jenis kue kering.
Keunggulan dari kue produksi Totong dan istri yang diberi nama “Amaro” ini menurut Totong adalah dari bahan-bahan pokok yang berkualitas, bahan-bahan yang dijaga kebersihannya, tidak menggunakan bahan pewarna, bahan pengawet, serta memiliki tekstur yang empuk.
Totong menjelaskan kue pertama yang dibuat adalah cheese cake, namun sekarang Amaro sudah mempunyai berbagai varian, seperti lapis Malang, lapis coklat, lapis apricot dan kue kering, untuk produk terakhir hanya dibuat saat-saat tertentu seperti menjelang Idul Fitri, Natal ataupun Imlek atau jika ada pesanan khusus.
Bermula dari sepupunya yang ingin memesan kue buatan Deisy di sebuah acara, yang ternyata cheese cake buatan Deisy ini mendapatkan sambutan yang baik. Dan tak perlu waktu terlalu lama, cheese cake buatan Deisy dipromosikan dari mulut ke mulut. Kesempatan ini tak dilewatkan oleh pasangan suami istri yang memiliki empat anak ini. Totong dan Deisy mulai serius menekuni bisnis ini.
Selain promosi yang paling ampuh menurut Totong, yaitu pemasaran dari mulut ke mulut.Untuk mempromosikan kuenya Totong mengandalkan media sosial seperti facebook, broadcast message dari Blackberry, dan beberapa selebaran.
“Misalnya ada yang memesan 40 kue, dan dari empat puluh kue tersebut disebarkan lagi ke rekan-rekan mereka yang lain, maka dari hal tersebut sudah bisa membuat sebuah jaringan pemasaran yang cukup luas, buktinya saja sekarang sudah mulai banyak yang mengetahui brand cheese cake kami,” ujar Totong.
Totong memberi nama kuenya dengan nama “Amaro” yang artinya gagah dan berani, disamping ia ingin brandnya dimulai dengan huruf pertama yakni huruf A. Segera setelah memilih nama ini, Totong pun mendaftarkan Amaro menjadi hak paten produknya.
Demi menjaga kualitas produknya, Totong hanya menerima pesanan, dan tidak menstok produk atau menitipkannya di toko kue atau toko oleh-oleh. “Saya harus menjaga kualitas kue tersebut, jadi tidak ada kue yang terbuang dan berkurang kualitasnya karena tidak fresh from the oven,” jelasnya.
Dari promosi antar kerabat, teman dan kenalan, Amaro kini sudah tidak hanya dikenal masyarakat Bandung atau para pelancong dari luar kota yang kerap menyambangi Bandung kala weekend saja, tapi sudah sampai ke negeri jiran seperti Malaysia, Singapura, Hongkong bahkan negeri paman Sam, Amerika Serikat. Untuk pesanan ini Totong memberikan kemasan yang khusus agar produknya tidak mudah rusak di jalan.
Selain untuk oleh-oleh, kebanyakan konsumen yang memesan produk Amaro di Bandung berasal dari berbagai perusahaan atau perkantoran. Banyak juga yang khusus memesan untuk kue ulang tahun atau pengantin. Totong mengaku, bisnis kue-nya yang dibrandol mulai dari Rp 35.000 sampai Rp 350.000 atau lebih ini tidak pernah sepi pembeli. Selama dua tahun ini dijalankan, aku Totong, setiap bulannya omzet penjualan selalu meningkat.
Begitu banyaknya pesanan yang mengalir kadang kala membuat Totong dan istri kadang harus menolak pesanan karena kawatir tidak bisa memenuhi pesanan tersebut, “Lebih baik ditolak daripada setelah diterima, kami tidak bisa memenuhi target pesanan,” ujarnya.
Dunia bisnis memang bukan hal baru bagi sarjana ekonomi lulusan sebuah perguruan tinggi di Amerika Serikat ini. Usai lulus dari kuliah pada tahun 1998, Totong langsung terjun dalam bisnis keluarganya di bidang trading aneka bahan pembuat kue. Yang pasti bagi pria ramah ini, ada kiat-kiat tertentu yang diyakininya yaitu dalam berbisnis harus jujur, menjaga baik hubungan dengan relasi, dan konsumen adalah raja.
Totong yang juga nasabah BCA sejak 1998 ini pun mengakui selama menjadi nasabah BCA sudah banyak diberikan kemudahan dan solusi, baik dalam bertransaksi bisnis maupun untuk kebutuhan transaksi individual. Diantaranya menggunakan KlikBCA dan m-BCA. Totong juga memanfaatkan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) untuk membeli mobil yang diperlukan bagi operasional usahanya. “Menjadi nasabah BCA itu luar biasa dibandingkan dengan yang lain. Saya merasa memiliki hubungan dekat dengan BCA, karena BCA bisa diajak untuk berdiskusi mengenai bisnis saya.”
Ke depan Totong sangat optimis dengan perkembangan usahanya. Karena ia yakin bisnis kuliner di Bandung akan terus meningkat, karena kehadiran sebuah brand baru bukan menjadi pesaing melainkan saling melengkapi.
BCA Senantiasa Di Sisi Anda.