Dirut Pertamina Tertawa Ditanya Pembatasan BBM Bersubsidi
Entah apa yang ada dipikiran Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan memilih tertawa ketimbang memberikan penjelasan soal BBM
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Anwar Sadat Guna
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Entah apa yang ada dipikiran Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan memilih tertawa ketimbang memberikan penjelasan panjang soal BBM bersubsidi, terutama untuk jenis premium yang katanya sebenarnya tidak disubsidi.
"Ha..ha..ha...," demikian Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan di gedung DPR/MPR RI Jakarta, Kamis (2/12/2010), ketika ditanya wartawan soal BBM bersubsidi jenis premium yang katanya sebenarnya tidak disubsidi serta rencana kebijakan pembatasan BBM bersubsidi yang diwacanakan Pemerintah.
Tawa tersebut tak pelak membuat wartawan heran dan aneh, apalagi tak biasanya Karen tertawa lepas seperti itu di hadapan wartawan.
Setelah puas tertawa, Karen hanya memberikan penjelasan pendek hingga berlalu dari hadapan wartawan dengan mobilnya. "Kita sudah sangat transparan, biaya pokok berapa, biaya pengolahan berapa. Kita sudah sampaikan di sini (DPR)," kata Karen.
Masalah BBM bersubsidi belakangan ini mendapat sorotan menyusul rencana pemerintah seperti yang dikemukakan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa yang akan membatasi penggunaan BBM bersubsidi.
Caranya dengan melarang mobil keluaran tahun 2005 ke atas menggunakan BBM bersubsidi.
Ditempat sama, Vice President Corporate Communication Pertamina Mochamad Harun, mengatakan, pihaknya belum bisa berkomentar banyak mengenai pembatasan BBM bersubsidi.
"Soal pembatasan BBM bersubsidi saya tidak bicara banyak dulu. Kami (Pertamina) minta ada kejelasan pemerintah. Karena bicara BBM, harus ada payung hukum meski berkembang banyak opsi (pembatasan BBM bersubsidi). Tapi kami (Pertamina) pada intinya menyiapkan eksekusi kalau sudah ada keputusan," kata Harun.
Dijelaskan, begitu banyak opsi pembatasan BBM bersubsidi yang berkembang saat ini. "Jadi kita belum bisa memilih," papar dia.