Perajin Tempe Jambi Kurangi Produksi
Sejumlah perajin tempe dan tahu di Kota Jambi mengurangi produksi mereka
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Sejumlah perajin tempe dan tahu di Kota Jambi mengurangi produksi mereka. Naiknya harga kedelai, jadi menjadi pemicunya.
Kini, para produsen tempe dan tahu tersebut membeli kedelai seharga Rp 7.800 per kilogram. Ini masih lebih rendah dari harga di Pulau Jawa yang tembus Rp 8 ribu sekilo. Sebelum dikenakan cukai, kedelai dibeli perajin di Jambi seharga Rp 5.700 per kilogram.
Herianto (38) perajin tempe di Jalan Fatahilah RT 22, Jambi Timur mengaku sepekan terakhir ia mengurangi produksinya. Imbasnya adalah, pasokan ke pengecer juga berkurang. Akibatnya, omzetnya turun.
“Harga jual kedelai saat ini melonjak tinggi. Dari penjualan 50 kilogram tahu dan tempe yang biasanya bisa mengocek keuntungan hingga Rp 200 ribu, kini hanya bisa menerima Rp 100 ribu,” klaimnya saat dibincangi, Selasa (24/7/2012).
Kerugian Herianto berlipat ketika tahu dan tempe produksinya tak laku. Perajin lainnya, Mahbut bilang kenaikan harga kedelai adalah masalah bagi mereka. "Saya sangat kecewa dengan harga kenaikan kedelai. Sebelumnya, teman yang lain mengajak untuk berdemo, tetapi saya menahan teman-teman, mengingat harga kedelai belum memuncak,” katanya.
Dia bilang, bila di Jambi harga kedelai menyentuh Rp 8 ribu per kilo tak menutup kemungkinan mereka bertindak. "Untuk saat ini solusi kami adalah memperkecil cetakan tahu dan tempe . Kebutuhan kami bukan hanya untuk membeli kedelai, tetapi karyawan yang bekerja di sini juga harus dikasih gaji," tutupnya.
Tekait harga kedelai, Disperindag Provinsi Jambi justru menyebut angka yang berbeda dengan yang disampaikan perajin. Disperindag menyebut kedelai per Selasa kemarin, harganya Rp 8.500 dari Rp 8 ribu sekilo.
Penyebab kenaikan ini, karena pasokan dari luar masuk ke Jambi sedikit. “Sesuai dengan hukum ekonomi, apabila banyak permintaan dan barangnya sedikit tentu harga barang akan naik,” kata Kepala Disperindag Provinsi Jambi, ABD Zaki melalui Kabid Perdagangan Dalam Negeri, Filda Deviani.
Ia menjelaskan kedelai di Indonesia dipasok dari luar negeri. Negara asal, Amerika Serikat mengalami anomali cuaca sehingga menurunkan produksi pertanian termasuk kedelai. Di Jambi, kebutuhan kedelai dalam satu bulan sebanyak 2.370 ton, kedelai ini banyak diserap oleh pembuatan tahu, tempe dan susu kedelai. (Dry)