Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Siasat Cerdas Melakukan Penetrasi Investasi di Jepang

Apabila kita sering dengar imbauan agar Jepang berinvestasi di Indonesia, di Jepang sendiri

Editor: Widiyabuana Slay
zoom-in Siasat Cerdas Melakukan Penetrasi Investasi di Jepang
www.theglobeandmail.com
ILUSTRASI 

Richard Susilo *)

TRIBUNNEWS.COM - Apabila kita sering dengar imbauan agar Jepang berinvestasi di Indonesia, di Jepang sendiri kini malah muncul was-was dana Asia mulai menggerogoti Jepang, masuk ke berbagai perusahaan di Jepang, mulai yang kecil sampai perusahaan yang besar.

Dana Asia yang biasa disebut Sovereign Wealth Fund (SWF) mulai mempenetrasi pasar Jepang bukan berupa produk tetapi lebih bahaya lagi, mulai menguasai berbagai perusahaan Jepang dengan membeli saham mereka dan menjadi salah satu pemegang saham mayoritas berbagai perusahaan Jepang.

Lebih nyata lagi, misalnya, dana dari Singapura yang cukup kuat memasuki fondasi keuangan Jepang, menjadi mayoritas pemegang saham di berbagai tempat.

Misalnya BUMN Singapura, Government of Singapore Investment Corporation (GIC) akan membeli semua saham Hotel Westin di Tokyo dengan nilai 77 miliar yen atau sekitar satu miliar dolar AS. Hotel di daerah elite  Ebisu Tokyo itu pada tahun 2004 dibeli dari Sapporo Holdings Ltd dengan harga sekitar 50 miliar yen.

Investor Asia lain yang akan masuk ke Kyoto, Jepang dari kelompok resort Aman (kantor pusat di Singapura). Di Indonesia terkenal dengan Resort Amandari, Amankila, Amanusa, semuanya di Bali, ada pula yang di Yogya dan di Lombok.

Lalu operator hotel Jumeirah Beach Hotel di Dubai juga akan memasuki Jepang membuat resort pula tahun 2011.

Berita Rekomendasi

Dana dari pengusaha HongKong juga mulai banyak masuk ke Jepang misalnya pembukaan The Peninsula Tokyo September tahun lalu dan Mandarin Hotel dengan dana dari HongKong yang masuk ke Tokyo Jepang tahun 2005.

Property di Jepang saat ini justru membuka peluang bagi investor asing masuk ke Jepang karena harga property turun, dalam titik terendah saat ini, dampak dari masa bubble ekonomi Jepang akhir tahun 1990-an.

Negara tetangga kita, Malaysia pun sempat membeli beberapa perusahaan Jepang khususnya yang bergerak di bidang teknologi. Dengan membeli perusahaan Jepang itu, teknologi dapat dibawa ke Malaysia dan dikembangkan di Malaysia. Itulah cara Malaysia menguasai teknologi Jepang.

Penguasaan perusahaan Jepang memang sangat penting kalau kita mau menembus pasar Jepang. Kekuatan ekonomi diri sendiri belum tentu bisa menembus Jepang .

Contoh nyata Citibank, bank raksasa dunia milik Amerika Serikat yang frustrasi memasuki pasar Jepang sampai dengan saat ini. Upayanya di bidang perbankan pada kenyataan sampai dengan saat ini belum dapat melakukan penetrasi pasar Jepang dengan baik karena begitu ketatnya perbankan Jepang melindungi dirinya dan nasionalisme  yang kuat di  masyarakat Jepang terhadap perbankannya sendiri.

Karena itu Citigroup (bukan Citibank) mulai melakukan penetrasi ke pasar Jepang dengan menguasai Nikko Securities yang kini bernama Nikko Cordial Securities. Nama (ibarat baju) masih tetap nama Jepang agar dapat diterima di tengah masyarakat Jepang. Tetapi saham (isi dalamnya) sudah dipegang Citigroup mayoritas sahamnya baru-baru ini. Apakah nanti dapat berhasil mengembangkan perusahaan pialang Nikko tersebut di dalam negeri Jepang, hanya waktulah yang akan berbicara.

Yang jelas orang asing bukan tidak bisa berusaha dan mengembangkan perusahaan Jepang. Satu bukti nyata adalah kasus Nissan Motor yang hampir saja “tenggelam”, kini telah bangkit dan sangat menguntungkan di bawah kepemimpinan (CEO) Carlos Gohn, orang Perancis. Bahkan Gohn adalah pengusaha asing pertama (dalam sejarah Jepang) yang mendapat penghargaan bisnis tertinggi dari mantan PM Jepang Junichiro Koizumi. Nissan Motor kini menguasai pasar kedua terbesar di Jepang setelah Toyota Motor.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas