Jika Indonesia Terapkan Tarif Impor Besar, Jepang Akan Mengadu ke WTO
Pemerintah Jepang akan membicarakan komplain industri mobil Jepang saat kunjungan Menteri Ekonomi
Editor: Widiyabuana Slay
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Jepang akan membicarakan komplain industri mobil Jepang saat kunjungan Menteri Ekonomi Perdagangan dan Industri (METI) Jepang, Toshimitsu Motegi, ke Indonesia yang akan berangkat sore ini. Pertemuan di Surabaya mulai Sabtu pagi, hingga sore serta Minggu pagi, yang juga akan bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) besok.
Demikian ungkap Motegi yang ditemui khusus oleh Tribunnews.com di kantornya, Jumat (19/4/2013).
"Hubungan kedua negara Jepang-Indonesia sangat baik dan kita ingin semakin meningkatkan lagi hubungan ini lebih baik lagi di masa depan," paparnya.
Karena itu Motegi akan membicarakan berbagai hal dengan pihak perindustrian dan perdagangan Indonesia mengenai hal-hal yang berguna untuk meningkatkan hubungan lebih baik tersebut, termasuk perhatian Jepang kepada investasi yang lebih besar lagi kepada Indonesia.
Direncanakan Motegi akan bertemu dengan SBY yang kemungkinan akan menyampaikan persoalan tarif Impor mobil Jepang yang banyak dikeluhkan industri permobilan Jepang dewasa ini.
"Masalah permobilan akan kami singgung juga dalam pertemuan dengan para pejabat Indonesia nantinya," telannya lagi.
Hal tersebut terkait dengan EPA (Economic Partnership Agreement) antara kedua negara yang juga menyangkut pajak impor permobilan Indonesia, khususnya mengenai mobil dengan mesin 1500 cc dan tidak lebih dari 3000 cc diperkirakan banyak pengusaha Jepang menjadi 20 persen mulai Januari 2013. Pada kenyataannya tariff impor 28,1 persen telah diimplementasikan sehingga menjadi keprihatinan mendalam kalangan industri permobilan Jepang saat ini.
Pada diskusi level kerja para pejabat kedua negara, hal tersebut sudah disampaikan para pejabat METI Jepang beberapa waktu lalu dan dijawab pejabat Indonesia untuk mempertimbangkan lebih lanjut. Tapi sampai saat ini tidak ada jawaban apa pun.
Sumber Tribunnews.com di pemerintahan Jepang mengatakan, apabila Indonesia tetap menerapkan tarif impor demikian besar, maka Jepang akan membawa hal ini ke tingkat internasional yaitu ke badan perdagangan dunia (WTO).
Ekspor Jepang keseluruhan 28.669 mobil sedan kecil dan menengah ke Indonesia tahun 2012, data Japan Automobile Manufacturers Association (JAMA).
Dengan tariff 28,1 persen tersebut, khusus untuk Toyota Motor saja akan meningkatkan biaya sekitar 2 miliar yen tahun ini. Pihak eksekutif di kantor pusat Toyota yang dihubungi Tribunnews.com tidak mau mengomentari mengenai kenaikan tariff tersebut, "Kami tak mau komentar apa-apa dulu, biar pihak pemerintah membicarakan dulu hal tersebut."
Sesuai EPA kedua negara (Indonesia-Jepang) yang ditandatangani bulan Juli 2008, Indonesia wajib menurunkan tariff mobil 3000cc atau di bawahnya, menjadi 20 persen di tahun 2013 dan menjadi 5 persen di tahun 2016.
Selain Motegi, Menteri Akira Amari yang bertanggungjawab membicarakan Trans-Pacific Partnership (TPP), juga akan datang ke Indonesia untuk melobi anggota TPP lain seperti Kanada dan Selandia Baru.
Pada pembicaraan antara PM Jepang Shinzo Abe dengan Presiden AS Barrack Obama, 15 Maret lalu di Washington, Abe berjanji akan ikut TPP dengan syarat, dapat tetap mempertahankan proteksi pertanian Jepang. Hal ini menimbulkan kritik dari anggota TPP lainnya.
Namun Jepang berharap Juli mendatang dapat menjadi anggota TPP apabila semua proses berjalan dengan lancar nantinya, tekan Motegi lebih lanjut.