Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Jero: Kalau BBM Tak Naik Harganya, Volume Pasti Jebol

Pemerintah mengajukan perubahan volume Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada RAPBN-Perubahan

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Jero: Kalau BBM Tak Naik Harganya, Volume Pasti Jebol
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pemerintah mengajukan perubahan volume Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada RAPBN-Perubahan 2013 menjadi 48 juta kilo liter (kl) dari APBN 2013 sebesar 46,01 juta kl.

Menteri ESDM, Jero Wacik membandingkan bahwa volume BBM bersubsidi tahun lalu 45,07 juta kl, dan tahun 2011 sebesar 41,79 juta kl.

Melihat kenaikan volume BBM bersubsidi pada APBN 2013 dengan kenaikan realisasi tahun 2011 ke 2012, terdapat kenaikan sebesar 3,28 juta kl. Sedangkan kenaikan volume BBM bersubsidi 2013 hanya 0,94 juta kl. Karena itu, menurutnya kuota BBM bersubsidi pasti akan jebol tahun ini.

"Karena itu waktu awal-awal saya pernah mengatakan di raker, ini sudah pasti akan lewat. Ngak mungkin, wong ini 3 juta kl lebih naiknya," ungkap Jero dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR, Jakarta, Selasa (28/5/2013).

Apalagi, bila ditilik pada pertumbuhan produksi kendaraan, baik mobil dan sepeda motor dari tahun ke tahun. Yakni pada 2007 produksi mobil sebesar 433.341, dan sepeda motornya 4.688.263 unit. Sedangkan 2008 itu mobil 603.774, dan motor 6,2 juta. Sementara tahun 2009 produksi mobil turun menjadi 483.648 unit dan sepeda motor 5.851.962 unit.

Selanjutnya, pada 2010, produksi mobil naik menjadi 764.710, dan motor sebanyak 7.369.249 unit. Sedangkan 2011, naik lagi menjadi 894.164 unit mobil, dan motor sebanyak 8.012.540 unit.

Sementara itu, sebanyak 1.116.230 unit untuk mobil, dan motor 7.064.457 unit. Dan 2013 diperkirakan akan mencapai 1.100.00 unit mobil dan 7.100.000 unit motor. "Dengan pertumbuhan begini saja, rata-rata 3 juta kl nambah BBM-nya. Jadi kalau sekarang ditambah 0,94 juta kl, itu sudah pasti tidak tercapai. Dan rakyat kita kalau punya mobil maunya mengisi bahan bakarnya yang bersubsidi. Tak mau yang pertamax," kritiknya.

Berita Rekomendasi

Melihat itu semua, imbuhnya, kalau tahun lalu volume BBM subsidi sebesar 45,07 juta kl, maka mestinya jumlah BBM yang dikonsumsi tahun ini ditambah 3,5 juta kl menjadi 48,5 juta kl.

"Tetapi inilah yang sudah kami angkakan 48 juta kl, kita pegang saja ini dulu. Mudah-mudahan dengan BBM sudah naik harganya, agar bisa hemat. Kalau tidak dinaikkan enggak hemat-hemat ini," tegas dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas