Indonesia Butuh Pengusaha Pemula
Pengusaha Nasional sekaligus pemilik MNC Group, Harry Tanoesoedibjo (HT), mengatakan pengusaha dibutuhkan dan menjadi penting
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Steven Greatness
TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Pengusaha Nasional sekaligus pemilik MNC Group, Harry Tanoesoedibjo (HT), mengatakan pengusaha dibutuhkan dan menjadi penting untuk meningkatkan perekonomian nasional. Dengan begitu, pengusaha harus dimotivasi agar mampu bersaing di ASEAN Economic Community (AEC) 2015.
Menurut Harry, di Indonesia minimal 2 persen populasinya menjadi pengusaha, tapi saat ini masih jauh sehingga dibutuhkan pengusaha pemula sebagai fondasi ekonomi jangka panjang agar menciptakan lapangan kerja.
"Kenyataan yang terjadi saat ini, pertumbuhan ekonomi nasional ditopang sektor konsumsi, negatifnya tidak menciptakan lapangan kerja. Karena itu, Indonesia butuh pengusaha pemula untuk jangka panjang ekonomi yang semakin tumbuh dan ciptakan lapangan kerja," ujarnya saat memberi motivasi kepada pengusaha usai forum bisnis sesi I di Aston Hotel Pontianak and Convention Center, Selasa (11/6/2013).
Ia melanjutkan, alasan kedua kenapa Indonesia membutuhkan pengusaha pemula, karena populasi Indonesia berada di atas 5 juta, sehingga dinilai menjanjikan kesempatan peluang yang luar biasa. Disamping Indonesia mempunyai pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi, jika dilihat 4-5 tahun kedepan.
Dengan demikian, ekonomi Indonesia bisa tumbuh jauh lebih tinggi diatas 6 persen, apabila industri yang ada mampu menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat. "Oleh karena itu, kita tidak perlu takut menghadapi AEC 2015, melihat jumlah penduduk di ASEAN di atas 100 juta hanya ada di Indonesia, sekitar 250 juta jiwa. Karena konsumen itu adalah populasi Indonesia itu sendiri," tuturnya.
Selain itu, jumlah pemuda yang produktif di Indonesia juga terbanyak di Asia, sehingga penggerak dari ekonomi adalah pemudanya. Sedangkan dalam struktur ekonomi Indonesia 50 persennya adalah konsumsi. Hal ini berarti produksi dalam negeri sangat besar, sehingga ekonomi nasional menjanjikan sekali,
Harry juga mengingatkan, investasi pasar modal termasuk peluang dalam menghadapi AEC 2015. Menurut dia, menjalankan bisnis tradisional diperlukan bank atau money market, sedangkan di era modern dibutuhkan capital market untuk pendanaan jangka panjang. Sebab saham merupakan pendanaan yang paling murah.
Selain itu, agar bisa menjadi pengusaha yang handal untuk menghadapi AEC 2015 di antaranya harus percaya diri, fokus pada kualitas serta kecepatan/speed.
"Bagaimana menjadi pengusaha yang handal, apa yang kita kerjakan fokus pada kualitas, meskipun banyak yang mengutamakan kuantitas. Kedua adalah speed, karena kita bersaing fokus pada time line yang tepat. Sedangkan terakhir cari bisnis yang sulit diperoleh tapi pengemarnya banyak. Ini bisa terjadi karena awal memulainya," ujar Harry.
Ia juga berpesan, ketekunan, disiplin, pergaulan dengan lingkungan dan hidup itu bukan linear merupakan prinsip yang harus dipegang agar bisa menjadi pengusaha handal. Sebab membangun sesuatu perlu waktu dan kesabaran karena sukses itu tidak instan.