Ekonomi Indonesia Memicu Gairah Jasa Ekspedisi Global
Iklim ekonomi Indonesia yang terjaga dengan baik dan pesatnya pertumbuhan produksi di berbagai sektor
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Feryanto Hadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Iklim ekonomi Indonesia yang terjaga dengan baik dan pesatnya pertumbuhan produksi di berbagai sektor, menjadi peluang besar perusahaan ekspedisi multinasional TNT Express untuk memperkuat bisnisnya di Indonesia.
Demikian dikatakan Tomy Sofhian Managing Director TNT Indonesia, saat menggelar jumpa pers di PAD @28 Bar & Restaurant, Jalan Tulodong Atas No. 28, Jakarta Selatan, Selasa (25/6/2013).
"Konsentrasi bisnis TNT Express kini justru terpusat di negara-negara di kawasan Asia seperti China, Jepang dan khususnya Indonesia. Kondisi perekonomian di negara-negara tersebut sedang membaik, berbanding dengan keadaan ekonomi di Eropa," kata dia.
Tomy menyadari benar bahwa persaingan bisnis ekspedisi saat ini sangat ketat. Tetapi Tomy justru melihat hal tersebut sebagai sebuah tantangan yang kemudian akan dirubahnya menjadi sebuah peluang untuk merajai pasar.
"Tantangan dalam bisnis seperti ini pasti ada. Infrastruktur menjadi salah satu tantangan yang cukup besar di bisnis kita. Suka nggak suka, bisnis yang kami jalankan, berhubungan dengan negara lain dan memerlukan tingkat kepercayaan yang tinggi dari pelanggan.
Tommy menambahkan, TNT Express saat ini telah memiliki kemampuan memperkuat impor demi mencapai tujuan perusahaan menjadi Spesialis Impor Ekspres terdepan di Indonesia.
Bentuk pelayanan yang diberikan TNT Express, sambungnya, terintegrasi semua produk yang berhubungan dengan pengiriman udara, dari yang beratnya sangat kecil hingga produk yang paling premium.
"Memilih jasa kami salah satu terpenting adalah ketepatan pengantaran. Bukan hanya hitungan hari tapi hitungannya jam. Kami harus deliver ontime. Ini sebagai oportunity bukan hanya kami saja, tapi juga dilakukan oleh perusahaan lain," kata Tomy.
Menurut Tomy, saat ini porsi pengiriman di TNT Express adalah 60 persen impor dan 40 persen ekspor.
"Di Indonesia nggak ada produk yang paling dominan. Tapi selama ini untuk ekspor dan impor, kami lebih banyak melayani pengiriman produk garmen, tekstil dan mining," pungkasnya.