Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Harga Properti Naik, BTN Tidak Turunkan Target Kredit

Kebutuhan perumahan yang masih tinggi tidak akan menurunkan target BTN pada akhir tahun ini

Penulis: Arif Wicaksono
zoom-in Harga Properti Naik, BTN Tidak Turunkan Target Kredit
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Karyawan menghitung uang di kantor cabang BTN Syariah, di Jalan Harmoni Jakarta Pusat, Kamis (23/5/2013). PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mencatat kontribusi laba sebesar Rp48,66 miliar dari unit usaha syariah (BTN Syariah) selama tiga bulan pertama tahun ini, tumbuh 20,97 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp40,23 miliar. Perseroan mencatat dari sisi aset, BTN Syariah mencapai Rp9,09 triliun per akhir Maret 2013, tumbuh 55,66 persen dalam setahunan dibanding Rp5,84 triliun pada Maret 2012. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kenaikan harga hunian perumahan pascakenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tidak akan menurunkan target kredit PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN). Kebutuhan perumahan yang masih tinggi tidak akan menurunkan target BTN pada akhir tahun ini.

"Saya rasa tidak akan menurunkan kredit, target kami masih sama, pasokan rumah dibawah demand, hal itu yang masih menaikan permintaan untuk Kredit perumahan kami dikisaran 25-28 persen pada tahun ini," kata Direktur BTN, Mansyur Syamsuri Nasution, di Jakarta, Selasa (23/7/2013).

Mansyur beralasan sebagian besar portfolio kredit perumahan BTN masih dihuni end user (pengguna langsung). Bahkan jumlahnya sebesar 97 persen dari total kredit perumahan BTN. Dengan kelebihan ini maka kebutuhan untuk membeli rumah pertama sangatlah tinggi.

"Dengan jumlah ini maka kami yakin permintaan tidak menurun, karena rumah pertama itu merupakan kebutuhan berbeda dengan halnya untuk rumah kedua," katanya.

Ia mengatakan dampak kenaikan harga properti akan berimbas kepada rumah kedua dan selanjutnya. Pembeli rumah yang harganya diatas Rp 1 miliar juga akan terkena dampaknya karena kenaikannya cukup signifikant.

"Kalau harga perumahan Rp 1 miliar ke atas bisa cukup terkena dampaknya, kan mereka juga naiknya selama ini cukup besar," katanya.

Seperti diketahui, para pengembang akan meningkatkan harga jual propertinya sebesar rata-rata sepuluh persen (5-15 persen). Beberapa perumahan kelas menengah, baik swasta maupun BUMN, sepakat memberlakukan harga jual baru ini pada 1 Juli.

Berita Rekomendasi

Presiden Komisaris PT Grahabuana Cikarang, Tanto Kurniawan, mengatakan perubahan harga akan efektif diterapkan pada 1 Agustus dengan besaran kenaikan lima persen.

Sementara itu, PT Nusa Kirana, juga akan mengenakan tarif baru pada portofolio teranyarnya, yakni Rorotan Kirana Legacy. Pada 1 Agustus, unit-unit properti, baik residensial maupun komersial bakal mengalami perubahan harga jual sebesar lima persen.

Direktur Operasional Wika Realty Widyo Praseno, mengatakan akan menyesuaikan harga baru produk terbaru mereka. Kisarannya antara 10 hingga 12 persen dan berlaku untuk enam portofolio yang sedang dipasarkan.

Mereka adalah Taman Sari Bukit Mutiara Samarinda, Tamansari Majapahit Semarang, Tamansari Metropolitan Manado, Tamansari Debang, Tamansari Kendari, dan Grand Tamansari Samarinda.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas