Kelas Menengah Indonesia Hobi Berinvestasi dan Menabung
Lembaga survei konsumen global, Nielsen, menyampaikan bahwa masyarakat kelas menengah Indonesia
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Lembaga survei konsumen global, Nielsen, menyampaikan bahwa masyarakat kelas menengah Indonesia yang mereka survei mempunyai kecenderungan menyimpan uang lebih banyak. Bahkan sebagian diantaranya sudah berinvestasi di pasar modal dan reksadana. Hal tersebut terlihat dari tiga pengeluaran terbesar mereka.
Catherine Eddy, Managing Director Nielsen Indonesia menyampaikan berdasarkan Nielsen Global Survey of Consumer Confidence and Spending Intentions kuartal II tahun 2013, tiga pengeluaran terbesar konsumen kelas menangah Indonesia adalah menabung, liburan, dan investasi.
Dia menjelaskan, konsumen Indonesia mengelola kehidupan keuangan secara berhati-hati yakni 71% konsumen yang disurvei menabung dana cadangan mereka. "Angka tersebut tertiginggi di dunia diikuti konsumen Hongkong dan Filipina masing-masing 70%," ujarnya. Angka tersebut juga di atas rata-rata global yang sebesar 47%.
Pengeluaran kedua tertinggi yakni untuk liburan. Dari hasil survei Nielsen 42% konsumen Indonesia mebelanjakan pengeluaran untuk liburan. Dalam hal ini, Indonesia berada di peringkat ketiga setelah Singapura 47% dan Malaysia 43%. Sementara, rata-rata konsumen secara global untuk pengeluaran liburan sebesar 33%.
Sedangkan pengeluaran ketiga konsumen kelas menengah Indonesia adalah berinvestasi di pasar modal dan reksa dana. Dalam survei tersebut 33% konsumen Indonesia berkata bahwa mereka menggunakan dana cadangan untuk berinvestasi di saham dan reksadana.
Sementara konsumen Indonesia hanya 30% dan konsumen Thailand dan Singapura masing-masing 24%. Dia bilang hal ini mengindikasikan bahwa konsumen Asia Tenggara memiliki perencanaan yang baik untuk masa depan.
Hasil survei ini, lanjutnya, menunjukkan tumbuhnya populasi kelas menengah Indonesia. "Belanja konsumen mencerminkan kekayaan baru mereka sementara pada saat yang sama keamanan finansial tetap jadi prioritas," jelasnya.
Sebagai informasi, survei Nielsen ini berasal dari 29.000 responden dengan akses internet di 58 negara. "Survei dilakukan secara random. Khusus Indonesia ada 500 orang yang di survei," ujar Catherine. Survei ini dilakukan pada periode 13-31 Mei 2013. (Oginawa Prayogo)