Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Proyek WIKA di Mekah Terkendala Budaya

Proyek PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) di Arab Saudi untuk Masjidil Haram, Mekah, tidak kunjung selesai.

Penulis: Arif Wicaksono
Editor: Sanusi
zoom-in Proyek WIKA di Mekah Terkendala Budaya
IST
Proyek Wijaya Karya 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proyek PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) di Arab Saudi untuk Masjidil Haram, Mekah, tidak kunjung selesai. Padahal, perseroan sudah memulainya sejak tahun lalu.

Mengenai hal itu, Natal Argawan, Sekretaris Perusahaan WIKA mengatakan ada kendala budaya antara Arab Saudi dengan Indonesia.

"Banyak kendala, terutama kendala struktur budaya, mereka selalu menerima persepsi yang berbeda dengan kita, jadi itu yang membuat proses budaya semakin sulit menggolkan proyek itu," kata Natal, Jumat (26/7/2013).

Ia menggambarkan ketidakpercayaan antara bangsa Arab dengan Indonesia merupakan salah satunya. Arab dikenal memiliki kecurigaan berlebih dengan bangsa asing. Belum lagi sikap mereka yang agak arogan.

"Mereka cenderung superior, kalau kita ajak kerja sama mereka selalu minta lebih, bahkan grup Bin Laden sempat meminta untuk membeli saham WIKA," kata Natal.

Natal juga mengatakan proyek di Arab lebih sulit dibanding proyek lainnya di Asia Tenggara seperti di Myanmar, Libya ataupun dengan negara lainnya. Sebab, mereka lebih terbuka terhadap bangsa Indonesia. "Di Libya, Myanmar masih terbuka karena mereka baik dengan kita beda dengan Arab Saudi," katanya.

Meskipun masih sulit, ia mengaku perseroan tengah menindaklanjuti proyek pembangunan hotel di Masjidil Haram, Mekah senilai 200 juta dollar AS atau setara Rp 2 triliun (kurs Rp 10.200).

Berita Rekomendasi

"Delegasi kita dipimpin Pak Des (Direktur Operasional WIKA, Destiawan) hari ini berangkat ke Saudi Arabia. Nah masih ditindaklanjuti dia, namun belum pasti berhasil," ujar Natal.

Sebagai informasi, proyek yang dimaksud adalah proyek pembangunan hotel yang nantinya terdiri dari tujuh tower, masing-masing tower terdiri dari 1.000 kamar. Dengan demikian bakal berdiri hotel berkapasitas 7.000 kamar di lokasi pembangunan tersebut.

Dengan kondisi ini, Natal mengatakan, saat ini pihaknya belum bisa mempublikasikan siapa rekanan lokal yang akan menjadi partner perseroan dalam menggarap proyek tersebut.

"Belum sampai sejauh itu, jadi kalau dibilang fixed, belum, belum ada kontrak, saat ini masih proses negosiasi dulu jadi kita gak mau bicara dahulu," jelasnya.

Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas