Anjloknya Rupiah Tak Sesuai Prediksi Analis
Rupiah semakin melemah. Bahkan, pelemahannya sudah di luar ekspektasi analis yang memperkirakan hanya pada kisaran Rp 10.850.
Penulis: Arif Wicaksono
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rupiah semakin melemah. Bahkan, pelemahannya sudah di luar ekspektasi analis.
Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities tidak menyangka rupiah akan tergerus karena sebelumnya ia memperkirakan akan bertahan di level Rp 10.650. Jika kemudian akan mengalami penurunan itu pun dalam seminggu ke depan.
"Sebelumnya memang ada perlawanan ke angka itu sehingga tidak cepat longsor ke Rp 10.855," tutur Reza, Selasa (20/8/2013).
Menurutnya, tekanan dari luar memang akan menyebabkan adanya koreksi. Seperti pemberhentian stimulus The Fed pada September 2013. Pada masa itulah investor akan melihat dan menunggu terhadap pergerakan rupiah.
Mengenai instrumen dari BI, ia mengaku tidak memengaruhi karena BI Rate sudah cukup tinggi untuk dinaikkan. BI juga sudah menggunakan cadangan devisa untuk menahan pelemahan mata uang rupiah.
"Jadi yang diperlukan adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi transaksi dollar Amerika Serikat di dalam negeri," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kondisi rupiah di pasar spot terus tertekan setidaknya hingga pagi hari ini, Selasa (20/8/2013).
Sampai pukul 08.20 WIB, rupiah turun 2,0 persen menjadi 10.650 per dollar Amerika Serikat (AS), atau melemah dibandingkan kemarin (19/8/2013) di posisi Rp 10.533 per dollar AS.
Kondisi rupiah ini merupakan yang terlemah dalam empat tahun belakangan. Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) kemarin naik 0,57 persen menjadi Rp 10.451 per dollar AS.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.