Dino Patti Djalal Bakal Jadi Kepala BKPM ?
Dino Patti Djalal, duta besar Indonesia untuk Amerika Serikat, akan diangkat menjadi kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Penulis: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM JAKARTA – Dino Patti Djalal, duta besar Indonesia untuk Amerika Serikat, akan diangkat menjadi kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), demikian menurut dua sumber, Selasa. Tugas berat menanti Dino mengingat saat ini Indonesia sangat membutuhkan lebih banyak investasi asing untuk menambal defisit anggaran.
Dino yang juga mantan juru bicara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dikabarkan akan menjadi kepala BKPM, demikian ujar seorang pejabat dan orang dalam BKPM kepada Dow Jones Newswires, Selasa (3/9/2013) yang dilansir The Wall Street Journal
Menurut keduanya, Dino akan memulai jabatannya pada pertengahan September. Dino akan menggantikan Chatib Basri, yang Mei lalu diangkat menjadi menteri keuangan.
Saat dihubungi, Selasa, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menolak mengonfirmasi kebenaran penunjukkan Dino. Ia hanya mengatakan bahwa kepala baru BKPM harus “segera membantu meningkatkan volume ekspor dan menambah investasi.”
“Kepala baru BKPM harus dapat menilai mana investasi yang dapat menggantikan impor dan mana yang malah meningkatkan impor,” tambahnya. “Meningkatkan investasi saja tidak cukup jika ketergantungan terhadap impor masih tinggi.”
Penunjukkan Kepala BKPM merupakan salah satu tugas presiden, yang minggu ini tengah berada di Eropa untuk menghadiri konferensi negara-negara industri Group of 20 (G-20) di Rusia.
Dino tidak dapat dihubungi untuk berkomentar.
Dalam beberapa tahun terakhir Indonesia sukses menarik sejumlah besar investasi, namun pertumbuhan investasi asing pada kuartal II 2013 turun untuk pertama kalinya dalam dua tahun. Hal ini disebabkan oleh menurunnya popularitas industri tambang, yang biasanya menjadi daya tarik utama bagi investor asing.
Kini, Indonesia sangat membutuhkan investasi asing untuk menambal defisit anggaran berjalan yang telah menakuti investor dan menjadikan rupiah salah satu mata uang berkinerja terburuk di dunia tahun ini.
Dino, 47 tahun, mendapat gelar S1 dan master dalam jurusan ilmu politik di Kanada sebelum bergabung dengan Kementerian Luar Negeri pada 1987. Ia lalu mendapat gelar doktorat dari London School of Economics and Political Science.
Dino adalah putra Hasjim Djalal, mantan duta besar Indonesia untuk Kanada dan Jerman. (WSJ)