JK Optimistis Kebangkitan Ekonomi Asia Bukan Fiksi
Wakil Presiden ke-10 RI Muhammad Jusuf Kalla mengatakan, meski dunia dilanda krisis ekonomi dan keuangan, Asia bisa bangkit.
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Wakil Presiden ke-10 RI Muhammad Jusuf Kalla mengatakan, meski dunia dilanda krisis ekonomi dan keuangan, Asia bisa bangkit. Kebangkitan Asia saat ini, katanya, bukan lagi sebuah fiksi, melainkan kenyataan.
Alasannya, dengan adanya kebangkitan ekonomi, maka Asia menjadi kuat dan mampu bersaing dengan negara-negara Barat sehingga bisa menyejahterakan dunia.
Hal itu diungkapkan Kalla saat berpidato di hadapan lebih dari 300 pebisnis yang menjadi peserta Singapore Summit di Hotel Shangri-la di Singapura, Sabtu (21/9/2013) siang ini. Acara ini dimoderatori oleh mantan Menteri Luar Negeri Singapura George Yeoh.
"Dunia ini rumit dan tidak linear. Masyarakat percaya bahwa apa yang terjadi akan bisa ditangani dan berlanjut pada masa datang. Oleh sebab itu, kita harus kembali pada pertanyaan dasar. Apakah kebangkitan Asia sebuah fiksi atau realitas? Saya harap, kebangkitan ini sungguh-sungguh menjadi realitas," harapnya.
Menurut Kalla, dunia membutuhkan pusat pertumbuhan ekonomi. Eropa dan Amerika telah memainkan peranan di masa lalu.
"Kini, giliran negara-negara Asia yang harus memberikan kontribusi," lanjutnya.
Ia menambahkan, statistik menunjukkan bahwa sejak tahun 1980 hingga 2010 lalu, dunia berhasil mengurangi kemiskinan. Dari 2 miliar, kini menjadi 1,2 miliar.
"Asia memberikan kontribusi sekitar 95 persennya. Apa ini bukan kebangkitan?" tanyanya lagi.
Meski sampai sekarang masih menjadi sumber kemiskinan, Kalla mengatakan, dengan kerja sama regional dan kemampuan negara-negara Asia menjaga defisit belanja negaranya, mencegah inflasi yang tinggi, dan langkah-langkah responsif lainnya, hal ini secara berangsur akan bisa diatasi.
"Keajaiban yang terjadi di beberapa negara Asia akan memberi limpahan kemauan dan kemampuan di wilayah," katanya.
Dulu, di akhir abad ke-21, banyak orang percaya Jepang bisa mengambil alih ekonomi Amerika Serikat. Namun, ekonomi Jepang jatuh, dan akhirnya diambil alih oleh China.
"Beberapa tahun kemudian, seperti mujizat, beberapa negara seperti Brasil, Rusia, India, dan China (BRIC) kemudian bangkit dan membuat iri. Saat ini, mereka menghadapi tantangan. Tetapi, saya percaya, mereka bisa bangkit," jelasnya.
Sebelumnya, Kalla memaparkan pertumbuhan ekonomi yang melambat seperti di China sebesar 7 persen dan India hanya 4 persen akibat ekonomi dunia yang melambat.