Sektor Perikanan Siap Hadapi Pasar Bebas 2015
potensi perikanan Indonesia yang sangat besar menjadi salah satu modal menghadapi persaingan
Penulis: Arif Wicaksono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah akan memanfaatkan jaringan regional Asean guna mengembangkan usaha sektor kelautan dan perikanan yang efektif terutama untuk kepentingan nasional maupun regional.
Menteri Perikanan dan Kelautan, Sharif C. Sutardjo, menuturkan potensi perikanan Indonesia yang sangat besar menjadi salah satu modal menghadapi persaingan global.
"Dimana data FAO (2010) menunjukkan volume produksi perikanan tangkap Indonesia menempati posisi nomor 3 dunia, sedangkan hasil budidaya menempati posisi 7 besar. Potensi tersebut menunjukkan bahwa sektor perikanan menjadi sumber devisa negara serta memegang peranan penting dalam penyediaan pangan khususnya protein hewani," kata Sharif, Senin(30/9/2013).
Dengan dukungan diatas maka sektor perikanan selain menjadi penyedia lapangan kerja bagi jutaan orang juga menjadi tumpuan pendapatan bagi sekitar 9 juta nelayan dan pembudidaya ikan.
Untuk menghadapi pasar bebas Asean 2013, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tetap konsisten menata kembali pola pembangunan kelautan dan perikanan dengan mengadopsi konsep pembangunan berkelanjutan yang lebih menekankan pada konsep Ekonomi Biru.
“Salah satu implementasinya, dengan pengendalian perikanan tangkap serta pengembangan perikanan budidaya. Pada sisi lain, sasaran utamanya adalah peningkatkan nilai tambah produk perikanan melalui program industrialisasi kelautan dan perikanan,” ujarnya.
Untuk mendukung program industrialisasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah melakukan sistem pemetaan logistik dan distribusi yang terpadu atau Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN).
SLIN merupakan langkah strategis dalam memberikan jaminan terhadap ketersediaan bahan baku ikan, stabilitas harga, ketahanan pangan serta mendorong pertumbuhan industri pengolahan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat. SLIN tahap pertama di PPN Kendari dan PPN Brondong.
Kedua pelabuhan perikanan ini dijadikan kawasan uji coba karena kedua wilayah ini dinilai mampu mewakili sektor hulu dan hilir komoditas perikanan di kawasan Timur Indonesia. Tak diragukan lagi, kalau Sulawesi merupakan sentra komoditas hasil perikanan di Indonesia Timur.
“Logistik dan distribusi menjadi kata kunci dalam proses industrialisasi perikanan,” kata Sharif.
Dalam kesempatan yang sama Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perikanan dan Kelautan Yugi Prayanto yang juga merupakan Presiden Junior Chamber International (JCI) Senate Indonesia menuturkan Pasar bebas sudah tak terhindarkan.
"Namun sekarang bagaimana kita bisa memanfaatkan hal itu menjadi peluang bagi kepentingan nasional maupun regional,” jelasnya.
Menurut Yugi, pengendalian perikanan tangkap, pengembangan perikanan budidaya, serta meningkatkan nilai tambah produk perikanan adalah sasaran yang harus dicapai untuk menghadapi persaingan global.
“Dalam wadah Asean, Indonesia justru tidak harus menutup diri karena sebenarnya sektor perikanan kita bisa lebih kompetitif, sehingga kita dapat memanfaatkan potensi yang ada untuk memenangkan pasar,” ujar Yugi.
Alih-alih bersikap pesimis, kata Yugi, pihaknya mengaku terus mendorong kerjasama antar lembaga strategis baik dengan organisasi dunia usaha asing, pemerintah Indonesia ataupun pemerintah asing di negara-negara Asean untuk bersatu menegembangkan sektor perikanan dan kelautan.
Selain bekerjasama dalam transfer teknologi satu sama lain, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dalam lingkup Asean terus mendorong masuknya investasi untuk bidang perikanan dan kelautan baik yang sifatnya Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA).