Berawal Hobi Masak untuk Anak-anak
ROTI mantau kini menjadi kudapan khas yang akrab di lidah masyarakat Sulawesi Selatan
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- ROTI mantau kini menjadi kudapan khas yang akrab di lidah masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel) meski sejatinya roti sepan ini merupakan jajanan khas Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim).
Salah satu pengusaha yang sukses mengembangkan bisnis pembuatan roti mantau ini adalah Herni. Herni mampu melihat peluang usaha di bisnis tersebut. Dengan memasang merek sesuai namanya, Mantau Bu Herni, bisnis ini terus berkembang.
Bahkan, wilayah pemasarannya tak hanya di Makassar, namun sudah merambah Kalimantan, Pulau Jawa, hingga Papua. Di Makassar, Roti Mantau Bu Herni bisa didapatkan di sejumlah titik gerai.
Lokasi tersebut seperti Kompleks Permata Hijau Lestari P16 No 6 yang sekaligus menjadi lokasi produksi roti mantau ini. Swalayan Gelael, supermarket Jl Baji Pamai, Toko Rahmat Talasalapang, serta Toko Oleh-oleh di Ruko Beverly, Antang Raya.
Untuk memudahkan pemesanan, Herni bahkan memanfaatkan akun sosial media Twitter @MantauBuHerni, maupun layanan via telepon melalui nomor 082348524299, (0411) 459706, dan 5015100.
“Layanan pemasaran saya pakai Twitter, telepon, atau bisa langsung ke toko yang menjadi lokasi penitipan. Dalam waktu dekat ini Roti Mantau Bu Herni pun bisa didapatkan di Hero dan Giant,” kata Herni kepada Tribun, di Makassar, belum lama ini.
Saat ini, mantau tersebut tersedia dalam lima rasa yakni original, mocca, pandan, isi keju, dan isi cokelat. Roti Mantau Bu Herni hadir dalam kemasan isi 10 dengan harga Rp 25 ribu untuk isi keju dan cokelat, Rp 22 ribu untuk varian rasa, serta Rp 20 ribu untuk original.
Sedangkan, roti isi keju dan cokelat kemasan 20 buah dibanderol Rp 50 ribu, Rp 44 ribu untuk varian rasa, dan original Rp 40 ribu.
Herni terjun di bisnis pembuatan dan penjualan roti mantau berawal dari hobinya memasak. Ia membuat roti tersebut hanya untuk dikonsumsi anak-anak dan keluarganya.
“Tapi mungkin mereka suka dengan makanan saya jadi mereka (keluarga) biasanya memesan. Akhirnya saya putuskan coba-coba menjadikannya peluang untuk berbisnis,” katanya. Awalnya, pemasaran menjadi kendala usaha yang dirintisnya sejak tahun 2011 ini.
Herni harus berjibaku meyakinkan konsumen dengan cita rasa mantau buatannya. “Namanya bisnis. Kalau awal pasti ada saja kendala. Biasanya pemasaran dan awalnya hanya dari mulut ke mulut. Mereka yang ke rumah dan coba buatanku rata-rata promosi ke orang lain. Jadi dari situ bisa banyak pelanggan,” ujarnya.
Roti mantau buatannya pun kini bisa dinikmati masyarakat luas. Dengan kreasinya pula, mantau buatannya hadir dengan beragam varian rasa. Kreasi ini membuat roti mantau buatannya berbeda dengan produk kudapan yang sudah lebih dulu hadir.(masny)