Usaha Budidaya Ikan Paling Diminati di Kalbar
Sedangkan kehutanan merupakan subsektor yang paling sedikit memiliki rumah tangga usaha pertanian
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Steven Greatness
TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK -- Hasil sensus pertanian 2013 Kalimantan Barat memperoleh angka tetap jumlah rumah tangga usaha pertanian sebesar 627.638 rumah tangga. Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 2,10 persen atau sebanyak 12.900 rumah tangga dari 614.738 rumah tangga pada tahun 2003.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar, Badar, mengatakan, kenaikan terbanyak jumlah rumah tangga usaha pertanian menurut subsektor terjadi pada perkebunan, tanaman pangan, dan peternakan, masing-masing sebanyak 497.489, 423.624, dan 176.779 rumah tangga. Sedangkan kehutanan merupakan subsektor yang paling sedikit memiliki rumah tangga usaha pertanian, yaitu sebesar 36.329 rumah tangga.
“Secara absolut kenaikan terbesar terjadi di subsektor perkebunan dengan tingkat kenaikan terendah sebesar 16,90 persen. Kondisi yang sama, subsektor perikanan pada kegiatan budidaya ikan mengalami kenaikan paling besar selama 10 tahun terakhir yaitu sebesar 103,20 persen,” ujarnya.
Badar menjelaskan, meski jumlah rumah tangga usaha pertanian meningkat sebesar 2,10 persen, pada subsektor umumnya mengalami penurunan. Kenaikan terjadi pada subsektor budidaya ikan, menandakan terjadi pergeseran atau beralih ke sektor lain yang lebih menguntungkan dan menjanjikan.
Sebab petani cenderung mencari usaha yang lebih menguntungkan dibandingkan usaha pada subsektor lainnya.
Sementara jumlah rumah tangga petani gurem di Kalbar tahun 2013 sebanyak 81.287 rumah tangga atau sebesar 13,18 persen dari rumah tangga pertanian pengguna lahan, mengalami penurunan sebanyak 39.288 rumah tangga atau turun 32,58 persen dibandingkan tahun 2003.
Komposisi terbanyak berada di Kabupaten Sambas sebesar 25.197 rumah tangga, Kabupaten Kubu Raya sebesar 13.374 rumah tangga, dan Kabupaten Ketapang sebesar 8.314 rumag tangga. Sedangkan komposisi terkecil berada di Kabupaten Sekadau sebesar 984 rumah tangga.
Badar menambahkan, penurunan terbesar secara absolut terjadi di Kabupaten Ketapang yang mencapai 8.311 rumah tangga, secara persentase penurunan rumah tangga petani gurem terbesar terjadi di Kabupaten Sekadau sebesar 72,75 persen.
“Dari seluruh rumah tangga usaha pertanian pada tahun 2013, sebesar 98,29 persen merupakan rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan, sedangkan bukan pengguna lahan hanya sebesar 1,71 persen,” ujarnya. (sgt)