Harga Produk Sido Muncul Mau Naik Karena Rupiah Terus Melorot
Melemahnya rupiah terhadap dolar AS, membuat perseroan ingin menaikkan harga produk yang berasal dari impor
Penulis: Arif Wicaksono
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Direktur Utama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) Irwan Hidayat mengatakan, dampak melemahnya rupiah terhadap dolar AS, membuat perseroan ingin menaikkan harga produk yang berasal dari impor.
Menurutnya kebanyakan bahan baku dari impor terdapat pada produk minuman energi. Produk ini mengandung komponen impot yang cukup tinggi ketimbang produk jamu.
"Jamu itu komponen lokal, sementara itu produk energi sebagian import, saat ini masih di Rp 565 per pcs, sedangkan saingan (kompetitor) kami berada di harga Rp 610 per pcs, jadi kami berpeluang menaikan harga," ujar Irwan ketika ditemui di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (18/12/2013).
Kenaikan itu belum direncanakan, menurutnya dirinya masih menghitung kenaikan atas produk minuman berenergi, karena menurutnya perseroan tidak bisa seenaknya menaikan harga produk.
"Gak bisa langsung dinaikan kan bisa membuat pengaruh psikologis ke pasar itu yang kita lihat, (sebelum menaikan harga)" jelasnya.
Irwan menjelaskan, untuk harga produk yang bahan bakunya dari lokal, tingkat kenaikannya dilakukan secara bertahap pada tiap tahunnya.
Kenaikan harga produk yang lokal banyak diakibatkan dari adanya gejolak inflasi yang terjadi di dalam negeri.
"Itu normal saja sesuai inflasi, gak ada pengaruh sama pelemahan rupiah," katanya.
Sebagai informasi porsi penjualan perseroan masih dikontribusikan melalui Kuku Bima dan Tolak Angin. Kuku bima dan Tolak Angin mencapai 90 persen dari porsi penjualan perseroan, sisanya dikontribusikan melalui penjualan jamu yang jumlahnya mencapai 200 merek.