Pertamina Sengaja Bikin Langka Elpiji Tabung Biru, Inilah Motifnya
Pertamina sengaja bikin langka elpiji tabung biru agar konsumen beralih ke elpiji Bright Gas yang lebih mahal.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bambang Soesatyo, Ketua Umum Ardin Indonesia Dan Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, melihat sebenarnya Kenaikan harga elpiji sudah diskenariokan PT Pertamina sejak awal 2012 lalu.
"Mungkin kita masih ingat Pertamina luncurkan elpiji Bright Gas (elpiji 12kg dengan tabung warna ungu, hijau dan pink) dengan harga lebih mahal," ungkap Wakil Bendahara Umum Partai Golkar ini, kepada Tribunnews.com, Minggu (5/1/2014).
Menurut dia, Produk ini direncanakan sebagai pengganti elpiji tabung warna biru yang memang dijual murah. Lalu, imbuhnya, untuk merealisasikan hal tersebut Pertamina sengaja membuat langka elpiji tabung biru di pasaran agar konsumen beralih ke elpiji Bright Gas yang harganya memang lebih mahal. Yakni Rp.135.000 per tabung.
Namun, tandas dia, rencana atau skenario tersebut gagal karena Konsumen protes kelangkaan elpiji biru dan membuat harga liar. "Waktu itu elpiji biru sampe level Rp.100.000-Rp.120.000 per tabung," kenangnya.
"Begitu konsumen tolak dan Media ramai-ramai melansir kelangkaan gas. Akhirnya, proyek elpiji Bright Gas gagal," sambungnya.
Nah, di 2014 inilah, lanjut dia, Pertamina mau paksakan lagi agar gas elpiji biru setara harganya dengan elpiji Bright Gas.
"Itu tipu-tipuan saja. Lihat dan teliti. Produk elpiji Bright Gas itu cuma tabung gas lama yang berwarna biru dicat warna-warni baru, plus dikasih karet yang melingkar di body tabung. Kalau dikelupas, tabungnya ya tabung elpiji biru juga. Itulah akal-akalan pemaksaan Pertamina untuk mendongkrak harga," kritiknya.
Lebih lanjut Anggota DPR ini yakin kalau dilakukan Audit, biaya produksi tabung elpiji Bright Gas, itu sama saja dengan biaya produksi elpiji tabung biru. Mengingat isinya juga sama saja. Yakni LPG.
"Barangkali inilah yg menjelaskan dugaan soal akal2an pertamina menipu konsumen. Saya paham bisnis ini, karena ada beberapa anggota Kadin Indonesia yg menjadi pemain eceran dan agen Pertamina," ujar Politisi Golkar ini.
Karena itu pula, Bambang menilai Komisi VII DPR perlu sidak, dimana tabung elpiji gas Bright Gas diproduksi? Sebab, saat Elpiji Biru dipasarkan Rp.85.000 per tabung, Bright Gas dipasarkan Rp.135.000 per tabung.
"Nah logikanya, kalo saat ini Elpiji Biru naik Rp.50.000, Bright Gas hrsnya naik juga jadi Rp.185.000 per tabung. Kalo tahu2 harga Elpiji Biru dan Bright Gas disamakan menjadi Rp.135.000an, berarti Pertamina memang punya skenario paksain konsumen beli segitu. Jangan-jangan ini proyek menjelang pemilu," ujarnya.
Kata dia pula, dugaan Kecurangan dan penipuan sudah terjadi sejak awal. Ambil contoh saja gas elpiji 12 kg di Agen. Lalu, timbang. Berat kosong+plus isinya ditotal tidak pernah persis ada 12kg. Begitu juga gas elpiji melon yang 3kg.
"Korup sudah terjadi di lapangan. Konsumen suruh bayar mahal, tapi isinya kurang. Edan!" tegasnya.
Andri Malau