Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Lion Air Berpeluang Rebut Pangsa Pasar Air Asia, Ini Syaratnya

Lion Air (Indonesia) berpeluang merebut pangsa pasar Air Asia (Malaysia) sebagai maskapai bertarif rendah terbesar di Asia.

Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Lion Air Berpeluang Rebut Pangsa Pasar Air Asia, Ini Syaratnya
TRIBUN MANADO/Rizky Adriansyah
Sejumlah buruh bagasi bersiap menurunkan barang penumpang dari pesawat Lion Air yang mengalami kerusakan, Senin (30/9/2013). (TRIBUN MANADO/Rizky Adriansyah) 

TRIBUNNEWS.COM - Lion Air (Indonesia) memiliki peluang besar untuk merebut pangsa pasar Air Asia (Malaysia) sebagai maskapai bertarif rendah atau low cost carier (LLC) terbesar di Asia.

Demikian prediksi Dean Wicks, Chief Flights Officer Wego, situs pencarian perjalanan terkemuka di Asia Pasifik dan Timur Tengah.

Dalam siaran persnya kepada Tribunnews.com, ia mengatakan saat ini Air Asia memimpin dengan enam maskapai regional yang beroperasi di bawahnya. Masing-masing maskapai juga masuk dalam sepuluh besar LCC di kawasan Asia Pasifik.

“Air Asia saat ini memiliki armada terbanyak dengan jumlah 520 pesawat termasuk pesanan, namun sebentar lagi Lion Air akan menyusul dengan 721 pesawat termasuk pesanan,” katanya.

Di samping itu, agar dapat menyaingi Air Asia di pasarnya, Dean berpendapat Lion Air memerlukan komitmen investasi besar untuk mengembangkan kesadaran merek dan meraih pangsa pasar.

"Akan menarik melihat keduanya bersaing di wilayah Asia,” tuturnya.

Tak hanya Lion Air, Air Asia juga mendapat pesaing dari negeri sendiri yaitu Malindo Air.

Berita Rekomendasi

Pendatang baru tersebut memiliki rencana besar untuk Malaysia, dimulai dengan ekspansi ke sejumlah destinasi baru dan bersaing head to head dengan Air Asia.

“Malindo saat ini memiliki 12 pesawat dan berencana untuk menambah armada hingga lebih dari 100 pesawat pada satu dekade ke depan,” ujar Dean.

Bersanding dengan rute-rute yang dimiliki Air Asia saat ini, Malindo juga menambah dua lokasi strategis, yakni dari Kuala Lumpur ke Ahmedabad (India) dan Chittagong (Bangladesh).

“Dengan populasi di Bangladesh yang mencapai 150 juta dan ketiadaan layanan maskapai bertarif rendah, bisa Anda bayangkan betapa rute-rute ini akan menjadi populer,” jelasnya. (Tribun Jakarta/Daniel Ngantung)

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas