Ekonomi Zona Euro Tak Cukup untuk Tekan Pengangguran
Pengangguran merupakan salah satu masalah ekonomi terbesar di Eropa, tak hanya zona euro.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, BRUSSELS - Ekonomi zona euro tumbuh 1,2 persen sepanjang 2013, setelah Eurostat melaporkan pada Jumat (14/2/2014) ekonomi kawasan itu tumbuh 0,3 persen pada kuartal keempat 2013. Pertumbuhan kuartal itu melampaui ekspektasi 0,1 persen. Namun, angka itu tak cukup untuk menekan angka pengangguran yang terlanjur membumbung.
Pengangguran merupakan salah satu masalah ekonomi terbesar di Eropa, tak hanya zona euro. Apalagi, pengangguran ini didominasi oleh kalangan muda. Angka pengangguran kalangan muda banyak dicatatkan negara-negara anggota Uni Eropa yang terbelit krisis utang.
Pada 2013, ekonomi zona euro keluar dari resesi setelah meredanya krisis utang. Namun, para pengusaha belum dapat merekrut lebih banyak pekerja. Rata-rata angka pengangguran di Uni Eropa masih tercatat 12 persen, tak banyak berubah dari data pada 2012.
Tak hanya menciptakan ketidakpastian ekonomi rumah tangga dan menekan belanja konsumen, angka pengangguran yang tinggi ini pun merupakan beban bagi kas negara di kawasan tersebut. Di Uni Eropa, pengangguran mendapatkan semacam jaminan sosial. Bersamaan, pemasukan negara dari pajak pendapatan dan kegiatan ekonomi meleset dari target.
Beban tak merata di Uni Eropa
Beban yang ditanggung Uni Eropa, beranggotakan 28 negara di kawasan Eropa, tidaklah merata. Kesepakatan membentuk blok kawasan dengan mata uang tunggal, euro, memberikan konsekuensi yang tak ringan.
Jerman, adalah negara di Uni Eropa dengan angka pengangguran 5 persen, terendah di kawasan. Sebaliknya, di negara-negara yang sebelumnya terbelit krisis utang, angka pengangguran berlipat kali dibandingkan Jerman.
Yunani, misalnya, mencatatkan angka pengangguran di kisaran 28 persen. Spanyol pun tak lebih baik, dengan angka pengangguran 25 persen. Persentase pengangguran di kalangan muda di kedua negara itu lebih mengejutkan lagi. Yunani dan Spanyol mencatat hampir 60 persen tenaga kerja berusia hingga 25 tahun tak bekerja.
"Bahkan bila ekonomi (zona euro) pada kuartal empat (2013) tumbuh lebih cepat lagi, tetap akan butuh waktu bertahun-tahun untuk memberikan kembali pekerjaan pada rekor pengangguran ini," kata Bill Adam, analis dari PNC.
Sebagai perbandingan, Amerika yang mengawali krisis keuangan global pada 2008, hanya mencatatkan angka pengangguran 6,6 persen berdasarkan data per Januari 2014. Itu pun sudah merupakan angka pengangguran terburuk dalam lima tahun terakhir di Amerika Serikat. (AP)