Peluang Bisnis Kuliner Asal Makassar
Kuliner asal Makassar sudah tidak asing lagi di lidah masyarakat.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kuliner asal Makassar sudah tidak asing lagi di lidah masyarakat. Racikan bumbu dan rempah yang spesial membuat makanan Makassar memiliki citarasa yang khas. Tak heran jika gerai-gerai yang menyajikan kuliner Makassar semakin semarak.
Salah satunya adalah Mariki Raja Konro di Jakarta Utara. Johari Harjianto, pemilik usaha Mariki Raja Konro mengatakan, ia sudah merintis usaha kuliner ini sejak 2011. Hingga kini ia sudah punya tiga gerai milik sendiri di Jakarta.
Untuk membesarkan bisnisnya, ia mulai membuka peluang kemitraan sejak 2013. "Karena masih tergolong baru, kami belum punya mitra sampai sekarang," ujar Hari, sebutan akrab pria asal Makassar ini.
Meskipun menonjolkan kuliner Makassar seperti sop konro, konro bakar, coto, mi titi, Mariki juga menyajikan makanan lain. Beberapa menu lain yang ditawarkan seperti ayam bakar, gurame goreng, cumi bakar dan nasi goreng.
Mariki memiliki saus racikan sendiri. Setidaknya ada enam macam saus yang ada di Mariki yakni saus bumbu kacang, lada hitam, cabai hijau dan saus Thailand yang rasanya asam dan pedas. Beragam kuliner ini dibanderol seharga Rp 30.000-Rp 75.000 seporsi.
Jika tertarik menjajal usaha ini, Mariki punya dua paket kemitraan dengan biaya Rp 250 juta dan Rp 1,5 miliar. Untuk paket Rp 250 juta, mitra akan mendapat desain interior, media promosi dan pelatihan karyawan. Akan tetapi, jika ingin mendapatkan perlengkapan masak, perlengkapan makan, dan bahan baku awal, mitra bisa memilih paket Rp 1,5 miliar. "Adapun sewa tempat sudah pasti harus disediakan sendiri," kata dia.
Hari mewajibkan mitra mencari tempat usaha berbentuk ruko tiga lantai dengan luas 80 meter persegi (m2) atau tempat usaha di mal seluas 100 m2.
Biaya royalti 5 Persen
Johari mengaku, gerai yang ia kelola sendiri bisa meraih omzet sekitar Rp 600 juta tiap bulan. Hari menuturkan , pusat memungut biaya royalti sebesar 5 persen dari omzet per bulan. Bagi mitra yang tinggal di Jakarta, pusat akan mengirimkan bahan baku untuk bumbu dan menu utama.
Sementara, mitra yang di luar kota akan diarahkan pada pemasok untuk membeli bahan baku sesuai standar yang ditentukan pusat. Hari berharap ia bisa menambah delapan hingga sepuluh gerai sepanjang tahun ini.
Pengamat Waralaba, Amir Karamoy, menilai prospek bisnis kuliner, termasuk kuliner daerah masih oke. Ia menekankan agar pemilik usaha selalu berinovasi dari segi menu. "Konsumen sekarang tertarik dengan makanan daerah karena pengaruh ekspose dari media massa, jadi peluangnya sangat bagus," kata dia.
Pemilik usaha pun harus menyesuaikan agar menu yang disajikan tetap beragam. Apalagi Mariki Raja Konro dijual di kota besar, seperti Jakarta, jadi menunya pun harus cocok dengan lidah masyarakat banyak.(Marantina)