Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

REI: Selangkah di Depan Pengembang Asing

ASEAN Common Community yang dimulai pada 2015 mendatang akan memberikan efek multidimensi pada kehidupan di tanah air

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in REI: Selangkah di Depan Pengembang Asing
WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Pekerja tengah mengerjakan pembangunan apartemen di kawasan Kwitang, Senen, Jakarta Pusat, Senin (27/1/2014). Minimnya lahan terbuka untuk pembangunan gedung baru di Kota Jakarta, tidak menyurutkan pengembang untuk membangun apartemen di pusat kota. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- ASEAN Common Community yang dimulai pada 2015 mendatang akan memberikan efek multidimensi pada kehidupan di tanah air.

Asosiasi profesi Real Estate Indonesia (REI) tentu sadar betul efek yang akan ditimbulkan hal tersebut. Namun, Sekretaris Jenderal (Sekjen) REI Hari Raharta Sudrajat merasa masih berada satu langkah di depan "pemain asing".

"Toh mereka (pengembang asing) masuk, mereka masuk ke kampung orang, pasti belum faham. Tapi kan, lama-lama mereka akan faham," ujar Hari kepada Kompas.com, Rabu (5/3/2014).

Hari menilai, para pengembang di tanah air bisa memanfaatkan kesempatan yang didapat dari kekurangan pengetahuan dan pemahaman pengembang asing tersebut. Caranya, dengan memperbaiki diri terlebih dahulu. REI sendiri, menurut Hari, akan memperbaiki berbagai hal dalam tubuh organisasi.

"Mestinya, kita berharap, dalam menghadapi tahun ke depan, kita di dalam, interen mencoba memperbaiki diri semua. Secara manajemen, secara produk harus bersaing, juga secara keuangan," ujar Hari.

Namun, Hari juga mengungkapkan bahwa REI tidak dapat berjuang sendirian. Menurutnya, dalam menghadapi datangnya para pengusaha asing, para pengusaha dalam negeri sangat membutuhkan dukungan pemerintah.

"Jadi, karena mau AFTA (ASEAN Free Trade Area), harusnya pemerintah memerhatikan pengusaha. Kalau tidak ada pengusaha, pemerintah mau apa? Kan pajak dari kami. Nah, maksud saya seperti ini. Pemerintah harus coba ikut membesarkan, ikut menyiapkan segala infrastruktur pendukung termasuk sistemnya untuk menghadapi pengusaha asing yang akan masuk sini. Ini regulasinya malah aneh-aneh, menyulitkan kita semua. Pembeli mau beli juga susah, apalagi pengusaha juga tidak ada pembeli jadi susah," tandasnya. (Tabita Diela)

Berita Rekomendasi
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas