Prospek Pengelolaan Sagu Menjanjikan
Prospek pengelolaan sagu Indonesia untuk ketahanan pangan nasional sangat menjanjikan di masa mendatang.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Prospek pengelolaan sagu Indonesia untuk ketahanan pangan nasional sangat menjanjikan di masa mendatang. Sagu memiliki keunggulan jika dibandingkan komoditi pangan yang lain seperti jagung, beras dan ubi kayu atau singkong.
Mantan Gubernur Provisi Papua, Freddy Numberi menyatakan, sagu dapat berperan di dalam peningkatan ekonomi daerah. Dengan demikian akan mampu memperbaiki taraf hidup masyarakat dan terwujud ketahanan nasional pangan.
"Pemerintah pusat perlu merumuskan langkah kebijakan pengembangan sagu untuk ditetapkan sebagai salah satu komoditi pangan nasional," kata Freddy saat diskusi Sagu Dalam Prospek Ketahanan Pangan Nasional yang diselenggarakan Masyarakat Penulis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (MAPIPTEK), Rabu (26/3/2014).
Dengan langkah pengembangan ini, pemerintah daerah membuat peraturan daerah tentang sagu sebagai jabaran lanjut ketentuan yang ada.
"Perlu ada ketentuan yang mengatur khusus tentang lahan sagu abadi dalam rangka pengembangan pola rehabilitasi hutan sagu berkelanjutan," katanya.
Perlu dibentuk dewan ketahanan pangan provinsi maupun kabupaten kota yang diketuai Gubernur, Bupati atau Walikota.
"Untuk pemenuhan kebutuhan pangan nasional, pemerintah perlu memperhatikan daerah terpencil atau isolasi agar ketersediaan, akses, stabilitas dan pemanfaatan dapat terjamin secara berkelanjutan," katanya.
Mantan Menteri Perhubungan ini juga mengusulkan membangun pusat penelitian di Ambon, Manokwari, Jayapura, Merauke dan Provinsi Riau.
"Perlu didirikan dan dikembangkan pabrik pengelolaan dengan teknologi tepat guna, penciptaan produk bernilai tambah serta pengolah limbah sekaligus adanya insentif yang memadai bagi pengusaha sagu itu," katanya.
Perlu pula peningkatan fasilitas transportasi, infrastruktur dalam rangka distribusi dan pemasaran serta pembentukan jaringan efektif pemerintah, peneliti, perguruan tinggi, dunia usaha maupun masyarakat. (eko sutriyanto)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.