Perhutani Ekspor Perdana Alphapinene Produk Kimia Getah Pinus
Perhutani telah menaikkan kualitas kemurnian minimal 97,5 persen ke negara tujuan India
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perum Perhutani menandai era hilirisasi industri dengan melakukan ekspor perdana 13,6 ton produk Alphapinene (bahan produk kimia getah pinus). Perhutani telah menaikkan kualitas kemurnian minimal 97,5 persen ke negara tujuan India dari Perhutani Pine Chimical Industry (PPCI), pabrik baru Perhutani di Pemalang.
Mulai studi kelayakan, rencana pabrik derivatif gondorukem dan terpentin Pemalang disetujui Kementerian BUMN selaku pemegang saham. Menteri BUMN Dahlan Iskan bahkan hadir mencanangkan groundbreaking pembangunan bersama Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto di calon lokasi.
"Proses produksi Alphapinene ini teknologinya sederhana, tetapi Perhutani justru memperoleh nilai tambah cukup tinggi dibandingkan bila hanya produknya sampai terpentin saja," ujar Bambang, Rabu (23/4/2014).
Sementara kebutuhan pasar Alphapinene dan Bethapinene di dunia mencapai 600.000 ton/tahun, di dalam negeri mencapai 19.000 ton/tahun. Dengan bahan baku getah Pinus yang ada, dengan pengolahan sampai derivatnya, maka Perhutani kedepan ditargetkan akan menjadi pelaku bisnis industri pine chemical penting di dunia.
PPCI di Pemalang ini diharapkan dapat berproduksi sesuai kapasitas produksi terpasangnya, sehingga nilai tambahnya maksimal. Sebagai urutan ke tiga produsen derivat Gondorukem dan Terpentin di dunia.
"Perhutani baru menembus 10 persen sedangkan China mencapai lebih dari 70 persen dan Brazil mencapai 11 persen," ujar Bambang.
Dari nilai investasi Rp 208.7 miliar, akan dihasilkan nilai tambah derivat gondorukem sebesar 20 persen sampai 30 persen dan derivat terpentin 50 persen sampai 60 persen. Dengan harga produk antara 2.000 dollar AS bahkan ada yang mencapai 15.000 dollar AS per ton.
Luas hutan yang dikelola Perhutani di Jawa 2.4 juta Ha, terdiri dari hutan jati 1.261.465,81 Ha (52 persen), hutan pinus 876.992,66 Ha (36 persen) dan sisanya Damar, Mahoni, Akacia, Sengon, Kesambi. Pohon pinus yang disadap menghasilkan getah pinus.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.