Barito Pacific Dorong Investasi di Sektor Petrokimia
PT Barito Pacific Tbk (BRPT) mendorong investasi di sektor petrokimia untuk meningkatkan nilai tambah produk
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Barito Pacific Tbk (BRPT) mendorong investasi di sektor petrokimia untuk meningkatkan nilai tambah produk dan mengembangkan portofolio bisnis
Perseroan. Program kerja strategis dan proyek berskala besar akan menjadi kunci peningkatan daya saing industri.
Direktur Perseroan Henky Susanto mengungkapkan rencana, Perseroan akan mendukung proyek investasi senilai 815 juta dollar AS di sektor petrokimia hingga tahun 2017 melalui anak perusahaannya, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA). Proyek tersebut terdiri dari pembangunan pabrik karet sintetis senilai 435 juta dollar AS dan ekspansi kapasitas produksi naphtha cracker sebesar 380 juta dollar AS.
“Perseroan terus bergerak maju dengan keyakinan kuat sepanjang tahun 2013. Semangat tersebut muncul bersamaan dengan penyelesaian program kerja strategis,” kata Henky dalam keterangannya, Kamis (22/5/2014).
Pada kuartal III-2013, TPIA telah menyelesaikan konstruksi pabrik butadiena pertama di Indonesia. Nilai investasi pabrik tersebut mencapai sekitar 150 juta dollar AS.
“Pengembangan portofolio bisnis Perseroan tengah berlangsung lewat sejumlah proyek berskala
besar yang kelak akan meningkatkan skala usaha Perseroan,” jelas Henky.
Hingga akhir Maret 2014, Perseroan membukukan pendapatan bersih sebesar 645,95 juta dollar AS naik 8,9 persen dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar 593,16 juta dollar AS. Beban pokok pendapatan dan beban langsung Perseroan tercatat sebesar 626,68 juta dollar AS, naik 9,1 persen dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar 574,24 juta dollar AS. Sementara, Perseroan membukukan rugi bersih sebesar 4,77 juta dollar AS, turun sekitar 23,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Di samping petrokimia, sektor usaha perkebunan kelapa sawit milik Perseroan juga akan memulai
produksi komersial dua pabrik pengolahan kelapa sawit di Kalimantan Barat dengan total kapasitas
terpasang sebesar 60 ton tandan buah segar (TBS) per jam, yang dapat ditingkatkan menjadi 90 ton.