Pemasaran Oli Pertamina Tak Sesuai Target
Lesunya bisnis pelumas di triwulan pertama tahun ini, kata Redesmon, dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah terhadap dollar
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Dagangan pelumas PT Pertamina (Persero) sepi. Buktinya, pada kuartal pertama tahun ini, perusahaan minyak dan gas (migas) pelat merah ini tak bisa mencapai target yang diharapkan.
Redesmon Munir, Manager Overseas Marketing Lubricant Business Unit Pertamina, memperkirakan, volume penjualan hanya sekitar 20%-25% dari target. "Target kami tahun ini 600.000 kiloliter (kl)," kata Redesmon kepada KONTAN, belum lama ini.
Meski tak mencapai target, Redesmon mengklaim, pelumas Pertamina masih memimpin pasar pelumas nasional dengan memegang di atas 60% pangsa pasar. Pertamina akan mempertahankan pangsa pasar ini sampai akhir tahun. "Strateginya meningkatkan kualitas, menentukan harga yang kompetitif, dan mendatangkan produk baru," kata Redesmon.
Lesunya bisnis pelumas di triwulan pertama tahun ini, kata Redesmon, dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dan hilirisasi produk kimia yang berjalan lambat. Bahan baku pelumas yang didapatkan dari luar negeri, mau tidak mau memaksa Pertamina menaikkan harga jual antara 5% sampai 15% supaya tidak rugi.
Pada kuartal kedua tahun ini, Redesmon masih yakin pasar oli kembali pulih. Periode April sampai Juni, Pertamina menargetkan bisa menjual pelumas 30% dari target atau sekitar 180.000 kl. "Pada triwulan kedua mulai bergairah lagi karena ada izin ekspor mineral dan mendekati Lebaran," jelas Redesmon. (Francisca Bertha Vistika)