Harga CPO Membaik Sentuh Level Rp 10 Ribu Per Kilogram
Apalagi, harga CPO di pasar lokal sempat menyentuh level di atas Rp 10.000 per kg.
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM.MEDAN - Kinerja ekspor minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) Sumut terus meningkat didukung kenaikan harga komoditas tersebut. Seperti dikatakan Timbas Prasad Ginting, Sekretaris Gabungan Perusahaan Kelapa SawitIndonesia(Gapki) Sumut, harga CPO mengalami kenaikan dibanding tahun lalu.
Untuk harga CPO CIF Rotterdam pada 21 Mei 2014 sekitar 887,50 dolar AS per matrix ton sedangkan di lokal atau di Kantor Pemasaran Bersama PTPN Rp 9.343 per kilogram.
Sepanjang tahun ini dikatakan Timbas, harga CPO di pasar Rotterdam selalu bermain pada kisaran 895 dolar AS hingga 980 dolar AS per ton. Bahkan, sejumlah pihak optimistis harga CPO bakal menyentuh level 1.000 dolar AS per ton. Apalagi, harga CPO di pasar lokal sempat menyentuh level di atas Rp 10.000 per kg.
"Secara volume, kinerja ekspor kita memang turun, tapi tak menurun signifikan sehingga pengusaha masih bisa menjaga kestabilan omzet. Karena harga CPO tahun ini cenderung baik," katanya.
Menurutnya, kenaikan harga CPO di pasar internasional ini dipicu kekhawatiran sejumlah kalangan akan adanya musim kering di negara-negara produsen sawit sepertiMalaysiadanIndonesia. Diperkirakan, produksi CPO bakal anjlok akibat iklim kering itu, sehingga mengerek harga CPO di pasar dunia. Kekhawatiran ini semakin diperkuat dengan adanya gejala kekeringan di Sumatera danKalimantan.
Sementara itu, permintaan dari pasar dunia khususnya dariIndia, Tiongkok, dan Amerika terus meningkat dalam beberapa bulan terakhir membuat harga komoditas ini terus melejit.
Walau demikian menurutnya masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa produksi CPO bakal terganggu karena produksinya memang biasanya minim di awal tahun. Baru di pertengahan tahun hingga akhir tahun kembali akan meningkat.
Faktor lain yang menyebabkan harga CPO melambung adalah anjloknya produksi minyak nabati lain seperti kedelai dan biji bunga matahari. Hal tersebut memaksa pembeli untuk mencari alternatif lain seperti CPO dalam pemenuhan kebutuhan minyak nabati.(abe)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.