BJE Bangun Kilang LPG di Tanjabbar
PT Bumi Jambi Energi (BJE)akan membangun kilang LPG di Kabupaten Tanjabbar.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Akhirnya, terobosan bisnis yang ditempuh BUMD PT Jambi Indoguna Internasional (JII) menunjukkan perkembangan. Mitra JII, PT Bumi Jambi Energi (BJE) yang secara JII bersama Perusda Jabung Barat Sakti (PBJS) sebagai partner strategis yang memegang kendali memasarkan hasil produk LPG akan membangun kilang LPG di Kabupaten Tanjabbar.
Bukan hanya itu, korporat ini juga akan membangun sumber pembangkit listrik bertenaga gas di wilayah barat Provinsi Jambi tersebut. Gas yang diproduksi akan dijual kepada PLN melalui perjanjian jual beli listrik termasuk harga listrik per Kwh.
"Hasil perjanjian itu ditetapkan pada 7 Juli 2011, secara resmi akan dilakukan pemancangan tiang pertama pembangunan kilang LPG dan Pembangkit Tenaga Gas tersebut di Kabupaten Tanjabbar, tepatnya di Pematang Lumut," ungkap Iwan Wahyu Bharata, Direktur PT Bumi Jambi Energi.
Sumber gas yang akan diolah berasal dari PetroChina dengan perjanjian jual beli gas (PJBG) pada 3 Desember 2013, yang berlaku selama lima tahun dengan opsi perpanjangan lima tahun kembali, sehingga akumulasi masa kontrak pun menjadi 10 tahun.
Proyek yang berdiri di Pematang Lumut tersebut akan bekerja dengan dua pabrik yang beroperasi, yaitu kilang LPG dan pembangkit listrik tenaga gas.
"Gas yang kita pasarkan merupakan gas suar yang berasal dari lapangan South West Betara, West Betara, dan South Betara," bebernya.
Sementara untuk kapasitas gas input dengan jumlah 10 juta kaki kubik per hari, PT BJE mampu memproduksi LPG sekitar 80 ton (minimal) sampai dengan 112 ton (maksimal) LPG per hari. Jumlah itu akan menurun seiring dengan menurunnya pasokan gas input.
"Untuk gas yang kita pasarkan, akan menggandeng PT Pertamina dalam memberikan keagenan pemasaran LPG kepada perusahaan afiliasi konsorsium, serta menyetujui penunjukan perusahaan afiliasi konsorsium lainnya untuk membangun dan mengoperasikan stasiun pengisian Bulk Elpiji (SPBE)," ungkap Iwan.
Menilik bisnis yang telah dibangun PT BJE sejak tahun 2007 ini, dalam menangani proyek pembangunan kilang LPG dan pembangkit listrik tenaga gas, telah menelan biaya investasi sekitar 45 juta dolar AS dan akan diselesaikan dalam kurun waktu maksimal 18 bulan. Ditargetkan pembangunan kilang dan pembangkit listrik tersebut lebih cepat penyelesainnya, sekitar pertengahan tahun 2015.
"Tanah di Pematang Sulur itu telah dibeli dengan luasan kurang lebih 23 hektare, yang akan digunakan untuk Kilang LPG, PLTG, SPBE, tanki dan pengisian LPG. Bahkan fasilitas mess pegawai, perkantoran pun juga akan berdiri di atas lahan itu," sebutnya.
Iwan menyebutkan peran PT BJE dalam membangun dua pabrik tersebut, ialah untuk mensupport program Pemerintah Provinsi Jambi yang akan menetapkan konversi minyak tanah ke gas melalui produk yang dipasarkan perusahaan asal Jambi ini. Selain itu juga membantu perusahaan BUMN mengalirkan tenaga listrik dibeberapa daerah di Tanjabbar yang masih jauh dalam jangkauannya.
Catatan Tribun Jambi (Tribunnews.com Network), sebelumnya Direktur Utama JII Petrie Ramlie mengatakan total dana investasi yang dispersiapkan PT BJE untuk membangun pabrik sebesar 50 juta dolar AS atau sekitar Rp 600 miliar.
Dia menuturkan bila semua sudah berjalan, sesuai taksiran PT JII akan mendapatkan keuntungan di kisaran Rp 100 jutaan per hari.
Taksiran produksi gas di Betara tersebut diperkirakan 14.5 MMSCFD (milion metric standar cubic feet per day), semuanya akan ditampung dan diolah di pabrik untuk dijual atau dibisniskan sesuai perjanjian kontrak. Masa kontrak PT JII pada pengelolaan gas di Betara ini selama lima tahun. (tyo)