Saat ''Si Hijau'' Mulai Terbang Tinggi
Di tengah persaingan tersebut ada satu maskapai yang berhasil mengembangkan diri di bawah tekanan tersebut
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Persaingan bisnis penerbangan yang semakin sengit membuat sejumlah maskapai kembang kempis akibat tak mampu bersaing. Beberapa maskapai menyatakan berhenti beroperasi karena kesulitan keuangan. Terakhir, Tigerair Mandala menyatakan bakalan menghentikan operasinya pada Juli mendatang.
Ya, selain persaingan usaha yang sangat sengit di dalam negeri, kondisi perekonomian baik makro maupun mikro yang masih kurang stabil membuat manajemen airlines kesulitan bersaing. Selain kesulitan keuangan, mereka harus berhadapan dengan maskapai-maskapai besar dengan modal cukup besar.
Bagaimana pun, nilai rupiah terhadap dolar AS yang terus melemah menyebabkan ongkos penerbangan semakin besar. selain harga suku cadang pesawat yang terus melambung, harga BBM juga terus menanjak seiring menurunnya nilai rupiah.
Di tengah persaingan tersebut ada satu maskapai yang berhasil mengembangkan diri di bawah tekanan tersebut. PT Citilink Indonesia, terus menambah armadanya. Kini anak usaha PT Garuda Indonesia tersebut, menggenapkan jumlah pesawatnya hingga 25 unit Airbus A320.
Manajemen maskapai dengan logo sayap-sayap dengan gradasi warna hijau ini memproyeksikan hingga akhir tahun bisa mengoperasikan sebanyak 30 unit. Direktur Utama Citilink, Arif Wibowo mengatakan, maskapai berkonsep low cost carrier (LCC) ini terus menambah jumlah armada untuk bersaing.
Semakin bertambahnya armada ini membuat "si hijau" kini mulai 'terbang tinggi' untuk bersaing dengan raja LCC saat ini, Lion Air.
Keberhasilan Citilink melewati masa-masa sulit karena sejumlah lngkah strategisyang ditempuh manajemen. Beberapa langkah yang diambil ntara lain, memindahkan sejumlah penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta ke Bandara Halim Perdanakusumah.
Langkah ini terbukti ampuh. Halim diperuntukkan untuk penumpang dengan penerbangan satu kali, bukan transit. "Ini cukup efektif, karena jaraknya cukup dekat dengan kota Jakarta, ditempuh tidak lama hanya 25 menit. Selain itu penerbangannya pun tidak banyak menunggu, sehingga proses taxingnya cepat. Buktinya untuk rute-rute Halim, load factornya cukup tinggi mencapai 80 persen," ujar Arif.
Pengalihan ini ternyata juga cukup efektif untuk meningkatkan ketepatan waktu terbang, hingga 81,7 persen. "Sebagai maskapai LCC, Citilink mesti mampu menyediakan kursi yang cukup dan penerbangan yang tepat waktu bagi penumpang," kata Arif kepada Tribunnews.com di kantornya, akhir pekan lalu.
Hingga Juli pertengahan, maskapai ini bakal meningkatkan frekuensi hingga 48 penerbangan melalui Halim Perdanakusuma, sedangkan sebanyak 80 frekuensi yang sebagian besar melayani penerbangan connecting tetap melalui Bandara Soekarno Hatta.
Langkah kedua Citilink adalah dengaan melakukan konsolidasi rute. Sejumlah rute seperti Banjarmasin dan Balikpapan ditiadakan, dan memperbanyak di 22 rute andalan di sekitar Jawa dan Sumatera. Langkah ini cukup efektif meningkatkan load factor menjadi kurang lebih 75 persen. "Pada akhirnya, rute Banjarmasin dan Balikpapan pun akhirnya kami buka lagi," jelasnya.
Untuk layanan bagi penumpang, selain merangkul sebanyak 4.000 agen travel, 'Si Hijau' juga bekerjasama dengan mini market. Tak kurang sebanyak 20.000 mini market antara lain Indomaret bisa melayani pemesanan tiket pesawat Citilink. "Mini market ini akan mempermudah calon penumpang untuk membeli tiket pesawat karena tersebat di banyak tempat," jelasnya.
Langkah-langkah strategis yang telah dilakukan tersebut, oleh lelaki asal Purwokerto tersebut dianggap bisa melambungkan "Si Hijau" terbang semakin tinggi.
Ia memperkirakan langkah itu bisa menunjang target pertumbuhan penumpang menjadi total sebesar 14 juta pada 2016 mendatang. Pada 2016 nanti Citilink diproyeksikan telah menggunakan sebanyak 50 unit Airbus A320 dengan penerbangan sebanyak 300 frekuensi per hari dan mampu berkontribusi mengangkut sebanyak 20 persen penumpang LCC.
Pada 2013 lalu Citilink berhasil mengangkut sebanyak 5,43 juta penumpang, sedangkan tahun ini diperkirakan penumpangnya melonjak hingga 8,2 juta. (Hendra Gunawan)