KPPU Cium Kartel Harga di Bisnis Ayam
Harga ayam yang terbang menjelang bulan Ramadan mengusik Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Harga ayam yang terbang menjelang bulan Ramadan mengusik Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Wasit persaingan usaha ini melihat, harga ayam saat ini tidak wajar, disinyalir karena persaingan usaha yang tidak sehat.
Saat ini, harga ayam potong rata-rata di tingkat konsumen sudah mencapai Rp 31.000 per ekor. Tren kenaikan harga ini bahkan sudah terjadi sejak April 2014.
KPPU mengendus, ada pemain besar dalam bisnis ini yang sengaja memainkan harga. Makanya, kemarin (23/6), KPPU mengundang empat produsen ayam: PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, PT Malindo Feedmill Tbk, dan PT Sierad Produce Tbk untuk memberikan penjelasan.
Hanya, para produsen ayam dan pakan ayam itu justru menuding, kenaikan harga ayam terjadi akibat ulah broker yang bermain dalam mata rantai distribusi.
Komisioner KPPU Sukarmi bilang, empat perusahaan ini mengaku tak menikmati untung akibat kenaikan harga ayam menjelang bulan puasa. Pasalnya, mereka hanya menjual Rp 12.000 per kilogram (kg).
Selama ini, untuk sampai ke tangan konsumen, rantai distribusi ayam potong mencapai enam jenjang. Yakni, dari industri atau peternak besar ke broker besar, lalu ke broker kecil, ke pengepul, lalu ke tangan pedagang pasar. Turun lagi ke penjual sayuran, baru sampai ke konsumen. "Mata rantai inilah penyebab harga ayam saat ini sangat tinggi," kata Sukarmi, Senin (23/6/2014).
KPPU berjanji akan mendalami keterangan para produsen ayam itu. Disamping untuk melindungi konsumen, KPPU juga ingin melindungi para peternak agar tak dieksploitasi broker. Para broker yang dituding KPPU ini sebagian besar berasal dari individu, tapi memiliki jaringan luas. KPPU juga akan memanggil pemerintah dan peternak kecil untuk mendalami masalah ini.
Wakil Presiden Direktur PT Sierad Produce Tbk Eko Sandjojo bilang, pemerintah harus mengeluarkan regulasi atas kenaikan harga ayam. Sebab harga ayam saat ini cenderung fluktuatif. Ia memberikan contoh, di awal tahun harga ayam sangat rendah, tapi saat ini naik tinggi.
Peternak meminta tata niaga komoditas ayam diperbaiki dengan membangun industri rumah potong yang memadai agar distribusi ayam bisa diakses langsung konsumen.
"Ini bisa memotong mata rantai broker ayam potong yang menguasai pasar," Ketua Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan), Tri Hardianto.